Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala BKKBN Apresiasi Peran Dokter dalam Atasi Stunting

Para dokter, menurut Hasto, sudah terlibat dalam intervensi gizi terpadu. Berjibaku dalam pendampingan keluarga risiko stunting di kabupaten dan kota.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kepala BKKBN Apresiasi Peran Dokter dalam Atasi Stunting
Istimewa
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan di Kemayoran, Jakarta, Kamis (5/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) apresiasi peran dokter dalam atasi stunting

Hal ini ia ungkapkan saat menghadiri rapat kerja nasional (Rakernas) ketiga Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Hotel Claro Kendari, Sulawesi Tenggara, 

"Kita apresiasi pada IDI, para dokter ini sudah terlibat dalam intervensi gizi terpadu. Berjibaku dalam pendampingan keluarga risiko stunting di kabupaten dan kota juga pada audit kasus stunting," kata dr. Hasto pada keterangan resmi, Rabu (22/11/2023).

Sebagai anggota IDI, dokter Hasto menyampaikan kebanggaannya pada profesi dokter,

"Selama ini saya bangga sebagai anggota IDI dan POGI dan konsultan endokrinologi reproduksi, saya tetap menjalankan profesi dokter sehingga saya belum pernah berhenti praktek," ujarnya.

Ia mengaku melihat ketimpangan di banyak organisasi massa, LSM, NGO, politik dan juga organisasi lain di luar dokter selama berkecimpung pula dalam dunia politik, menjabat kepala daerah, hingga menjadi Kepala BKKBN

BERITA REKOMENDASI

"Saya bersedih karena banyak organisasi profesi yang tidak profesional, tidak pernah bicara tentang kemajuan profesi bagi anggotanya, akan tetapi organisasi tersebut lebih dipakai untuk berpolitik praktis dan berebut kekuasaan," ujar dr. Hasto.

Namun, menurutnya hal tersebut tidak ada pada IDI

Hasto menilai IDI menjadi organisasi yang baik dan berfungsi menjadi organisasi pembelajar. 

"Di dalamnya saling terbuka menyampaikan pendapat. Bisa melakukan perdebatan substansional dalam ruang lingkup profesinya dan produktif di bidangnya maka IDI memberikan public education terutama untuk peer group nya (dokter) dan masyarakat luas pada umumnya," jelas dr. Hasto.

Evaluasi


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar IDI Dr. Mohammad Adib Khumaidi, Sp.OT menyampaikan Rakernas IDI bertujuan mengembangkan pembangunan sumber daya manusia di bidang kedokteran medis.

Kemudian meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia menuju masyarakat sehat dan sejahtera.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas