Langkah Solid Menjaga Stabilitas Nasional Lewat Sinergi Ulama dan Umara
Stabilitas agenda pembangunan Indonesia dapat terjaga dengan baik melalui sinergitas antara ulama dan umara.
Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Wahyu Aji
“Rakyat Indonesia harus kritis agar tidak mudah termakan hoax dan isu yang belum jelas kebenarannya. Ini semua perlu diperhatikan agar jangan sampai kita gampang dipecah belah. Dengan adanya sinergitas yang harmoni antara ulama dan umara, besar harapan kita untuk menuju kondisi pemilihan umum yang lebih aman dan baik,” papar Ken yang juga pengurus FKPT Provinsi Lampung ini.
Sinergitas ulama dan umara, lanjutnya, adalah hal yang bisa mengantisipasi adanya berbagai polemik di masyarakat.
Sebagai contoh, penggalangan dukungan masyarakat Indonesia terhadap derita yang dialami oleh rakyat Palestina atas perang berkepanjangan, bisa diarahkan dengan lebih baik jika ulama dan umara bisa menyikapinya dengan kompak.
Tentu secara kemanusiaan masyarakat akan memberikan simpati sebesar-besarnya pada Palestina melalui kaidah yang dianjurkan oleh ulama dan umara.
“Seperti halnya isu di Palestina yang acapkali menimbulkan banyak polemik. Satu sisi, solidaritas yang ditunjukkan masyarakat Indonesia dianggap menjadi simbol perlawanan terhadap Israel. Namun, di sisi lain akan rentan menjadi pintu gerbang kelompok-kelompok intoleran mendapatkan panggung dan perhatian publik. Kita harus antisipasi, jangan sampai rasa solidaritas yang menggebu-gebu malah ditunggangi oleh agenda kelompok radikal untuk membangun kekuatan dan menyusun aksi destabilisasi nasional, apalagi ini menjelang Pemilu 2024,” urai Ken.
Ken Setiawan yang juga merupakan founder dari NII (Negara Islam Indonesia) Crisis Center ini menambahkan bahwa ulama dan umara juga bisa melibatkan mantan anggota kelompok radikal yang sudah tobat dan kembali ke NKRI, untuk mengantisipasi narasi yang mungkin bisa memecah masyarakat.
Baca juga: Pengakuan Eks Pengurus Sebut di Ponpes Al Zaytun Ada Gerakan untuk Mendirikan Negara
Ia yakin bahwa sangat mungkin seseorang yang pernah terpapar paham radikal untuk kemudian kembali pada NKRI.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah, karena hanya Dia Tuhan yang Maha Esa, yang bisa membolak-balikkan hati manusia.
Jika telah dipastikan bahwa mantan pelaku sudah menyadari kesalahannya, Ken berpendapat bahwa mereka bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk meng-counter narasi-narasi intoleransi, radikalisme dan terorisme.
“Karena kalau mantan pelaku kan mengetahui persis pola dan pemikiran kaum radikal. Jadi ini yang kita harapkan juga dari teman-teman yang pernah terlibat organisasi teror. Walaupun mungkin mereka belum didekati oleh Pemerintah, tapi mari kita sama-sama bersuara, paling tidak supaya lingkungan terdekat kita terbebas dari paham intoleransi, radikalisme, ataupun yang mengarah kepada terorisme,” jelas Ken Setiawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.