Anggota Komisi IV DPR Kritik Mandeknya Pertumbuhan Ekonomi Maritim
Politisi PDI Perjuangan itu menilai semua potensi maritim belum dijabarkan dan dimanfaatkan dengan baik
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono, sepakat dengan kritikan dari calon presiden (capres) Ganjar Pranowo yang menyebut pertumbuhan ekonomi maritim selama 10 tahun terakhir mandek karena pemerintah tak serius.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai semua potensi maritim belum dijabarkan dan dimanfaatkan dengan baik melalui program oleh Kementerian Negara/Lembaga terkait.
Baca juga: Pembangunan Ekonomi Maritim Era Jokowi Dikritik Ganjar, Menteri Kelautan dan Perikanan Balas Begini
"Malah berbagai macam peraturan perundang-undangan yang diterbitkan tidak berjalan, dan justru menimbulkan polemik atau penolakan dari rakyat," ungkap Ono kepada wartawan, Selasa (28/11/2023).
Ono melanjutkan, dari mulai pelarangan cantrang, pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan, sampai masalah perizinan kapal yang sampai saat ini masih menyisakan bekas, semua menimbulkan polemik atau penolakan di masyarakat.
Selain itu, sambung Ono, program penanggakapan ikan terukur pun masih mendapatkan penolakan dari para nelayan.
"Maka, Mas Ganjar dan Pak Mahfud akan menawarkan program yang dipastikan akan menempatkan rakyat sebagai subjek dan sentral dari mulai penyusunan atau pembuatan, implementasi sampai sasaran, manfaat dan keuntungan pun berbasis rakyat Indonesia," ujar Ono.
Sebelumnya, Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menyebutkan, mandeknya pertumbuhan ekonomi maritim selama 10 tahun terakhir, lantaran tak ada niat serius dari pemerintah. Ganjar Pranowo menilai pemerintah hanya fokus membangun di darat, bukan perairan.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Methanol, Humpuss Maritim Internasional Beli Kapal Tanker Senilai 6 Juta Dolar AS
"Maritim 10 tahun enggak berubah, ya enggak niat. Mau pakai alasan apalagi? Masih land based, continental based," kata Ganjar, di Jakarta, belum lama ini.
Dia mencontohkan, bagaimana pembangunan puskesmas hanya fokus di darat dan abaikan pembangunan puskesmas terapung.
"Kenapa kemudian fasilitas kesehatannya bangun puskesmas? Kenapa tidak puskesmas terapung? Kenapa membuat jalan tapi tidak membuat sistem transportasi laut?" kata dia.
Respons Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan maritim di Indonesia tidak hanya urusan nelayan saja. Dia juga mengatakan, sumber daya alam laut yang dimiliki Indonesia bukan hanya ikan.
"SDA laut kita ini kan bukan hanya urusan ikan, (tapi) urusan terumbu karang, biota laut, urusan gas di dalam apa laut, minyak di dalam laut. Sumber kekayaan alam laut kita besar sekali," kata Jokowi usai meresmikan Kampung Nelayan Modern di Biak Numfor, Papua, Kamis, (23/11/2023).
Pernyataan disampaikan Jokowi untuk menjawab kritikan calon presiden Ganjar Pranowo yang mengkritik tidak ada perubahan signifikan dalam ekonomi maritim Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
Jokowi mengatakan, budi daya rumput laut Indonesia juga memiliki potensi besar apabila dikembangkan dengan baik. Menurut Jokowi diperlukan manajemen lapangan yang baik dalam mengelola sumber daya laut Indonesia. Selain itu juga diperlukan penungkatan skill nelayan.
"Memperbaiki skill nelayan untuk misalnya rumput laut memanage dengan manajemen modern sehingga dalam jumlah besar. Bisa masuk supply chain nasional. Bisa masuk ke supply chain global," pungkasnya.
Baca juga: PIS Ajak Tanam Bakau untuk Lestarikan Ekosistem Laut di Hari Maritim Nasional
Kata Menteri Kelautan dan Perikanan
Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono memberikan tanggapannya terkait adanya kritik soal pembangunan ekonomi maritim di Indonesia.
Diketahui, Calon Presiden (Capres) dari PDIP ini menyoroti perkembangan ekonomi maritim nasional yang dinilai tak berkembang signifikan.
Padahal, Presiden Joko Widodo sebelumnya memiliki misi untuk mendongkrak ekonomi dari sektor tersebut pada era kepemimpinannya.
Menteri Trenggono justru menilai, ucapan Ganjar hanya sebagai bentuk masukkan agar ekonomi maritim Indonesia menjadi lebih baik lagi.
"Saya mengikuti (yang diperbincangkan Ganjar) beliau kan menyoroti lebih ke arah itu tantangan. Menurut saya sudah sinkron, hanya bahasanya saja. Jadi seperti yang namanya tol laut dan sebagainya. Ini tidak ada kaitannya dengan kita," papar Menteri Trenggono saat ditemui di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (14/11/2023).
Ia melanjutkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini terus fokus dalam menjalankan program ekonomi biru untuk menghadirkan laut sehat serta mendorong produk perikanan sebagai solusi ketahanan pangan dunia.
Adapun, pembangunan ekonomi biru sektor kelautan dan perikanan berlandaskan 5 arah kebijakan.
Meliputi perluasan kawasan konservasi, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya ramah lingkungan, penataan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengelolaan sampah laut.
Lima strategi tersebut merupakan upaya KKP di bawah komando Menteri Sakti Wahyu Trenggono untuk memelihara ekosistem perikanan tetap sehat dengan menjaga kelimpahan stok ikan, dan mengentaskan persoalan sampah laut.
Menteri Trenggono dalam kesempatan tersebut juga mengungkapkan, Pemerintah melalui KKP tengah mengembangkan hilirisasi komoditas kelautan dan perikanan di dalam negeri. Salah satunya dengan membangun modelling budidaya.
Strategi modelling ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mendorong hilirisasi produk kelautan dan perikanan di dalam negeri.
"Kalau pembangunan maritim ya seperti tadi saya paparkan, dipenjelasan saya sudah sangat konkret di tengah situasi keterbatasan-keterbatasan kita lakukan," papar Menteri Trenggono.
"Contohnya paling bagus itu yang modelling tadi, modelling kemudian kita undang investor di sektor hilir. Hilir itu yang paling penting lalu kita bagaimana sinergi dengan hulu," pungkasnya.
Apa yang dimaksud dengan ekonomi maritim?
Dikutip dari Kompas.com, Ekonomi maritim merujuk pada kegiatan ekonomi yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut serta kegiatan yang terjadi di wilayah perairan.
Hal ini mencakup berbagai sektor seperti perikanan, transportasi laut, perdagangan internasional, pariwisata laut, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di laut (seperti minyak dan gas), pembangunan pelabuhan, dan sebagainya.
Berikut beberapa contoh dari ekonomi maritim:
1. Perikanan
Pemanfaatan sumber daya ikan dan organisme laut lainnya untuk tujuan konsumsi manusia atau pengolahan industri.
2. Transportasi laut
Pengangkutan barang dan orang melalui laut menggunakan kapal-kapal dan jaringan pelabuhan.
3. Perdagangan internasional
Aktivitas perdagangan antar negara yang melibatkan transportasi laut sebagai sarana utama pengiriman barang.
4. Pariwisata bahari
Industri pariwisata yang berfokus pada destinasi dan kegiatan di wilayah laut, seperti kapal pesiar, selam, dan aktivitas rekreasi laut lainnya.
5. Pemanfaatan sumber daya alam
Penelitian dan pengembangan untuk mengeksplorasi serta mengelola sumber daya alam yang ada di laut, seperti minyak bumi, gas alam, mineral, dan lainnya.
6. Infrastruktur maritim
Pembangunan dan pemeliharaan pelabuhan, dermaga, serta infrastruktur lainnya yang mendukung kegiatan ekonomi maritim.
Ekonomi maritim memiliki peran penting dalam perekonomian global, terutama bagi negara-negara yang memiliki akses ke laut atau memiliki wilayah perairan yang luas.
Dalam beberapa kasus, negara-negara tersebut dapat menjadi pusat ekonomi maritim regional, dan keberlanjutan ekonomi maritim menjadi kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia