KSAU Cermati Penggunaan Drone Dalam Perang Rusia Vs Ukraina dan Palestina Vs Israel
Karena menurut Fadjar pemanfaatan drone menjadi sangat kompleks ketika dimasukan ke dalam skenario pertempuran.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan dirinya dan jajaran di TNI AU mencermati penggunaan drone dalam sejumlah perang yang terjadi di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini.
Perang tersebut, kata dia, di antaranya Armenia Vs Azerbaijan, Rusia Vs Ukraina, Palestina Vs Israel, maupun konflik-konflik lain di perbatasan.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Sambung Rasa KSAU dengan Pemimpin Redaksi Media Massa di Markas Besar TNI AU Cilangkap Jakarta pada Senin (4/12/2023).
Baca juga: Houthi Yaman Serang Kapal Militer AS dan Kapal Komersial dengan Drone dan Rudal
"Pertempuran-pertempuran yang sedang terjadi, kita amati betul-betul kita amati," kata Fadjar.
"Termasuk bagaimana mereka mendapatkan teknologi tersebut. Karena pada awalnya teknologi-teknologi yang disematkan dalam drone-drone ini sangat terbatas dan dimiliki oleh beberapa negara maju. Hanya segelintir negara maju," sambung dia.
Selain itu, kata Fadjar, hal lain yang juga dicermati adalah bagaimana drone tersebut dioperasikan dalam sebuah pertempuran misalnya terkait komando kendali hingga lalu lintas udara.
Baca juga: AS Makin Tak Tenang, Kapal Induknya Terus Diawasi Drone Iran
Karena menurut Fadjar pemanfaatan drone menjadi sangat kompleks ketika dimasukan ke dalam skenario pertempuran.
Ia mencontohkan soal itu pada pertempuran Azerbaijan dengan Armenia.
Dalam perang tersebut, kata dia, terjadi pemanfaatan drone bersenjata secara masif.
Pada pemanfaatan drone, kata dia, biasanya terdapat satu Ground Control System (GCS) untuk mengontrol penerbangan drone.
Satu GCS, kata dia, biasanya hanya bisa mengendalikan dua unit drone dengan radius tertentu.
Sementara yang terjadi di Azerbaijan, kata dia, mereka sanggup melakukan penyerangan menggunakan drone dengan masif.
"Terus pertanyaannya berapa GCS yang dia pakai? Atau dia punya teknologi lain untuk mengendalikan sekian banyak. Bagaimana mereka (mengambil) keputusan-keputusan untuk meluncurkan serangan tersebut. Sangat-sangat menarik untuk sebuah pengetahuan pertempuran udara," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.