KSAU Cermati Penggunaan Drone Dalam Perang Rusia Vs Ukraina dan Palestina Vs Israel
Karena menurut Fadjar pemanfaatan drone menjadi sangat kompleks ketika dimasukan ke dalam skenario pertempuran.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
"Lalu kalau kita lihat juga antara Rusia dan Ukraina. Rusia terhitung sebagai negara maju, dia juga memanfaatkan negara dunia ketiga untuk mendapatkan sumber-sumber drone baik yang sifatnya kamikaze dan lain sebagainya," sambung dia.
Baca juga: Tak Pedulikan Ancaman AS, Israel Kembali Gempur Gaza, Drone Zionis Meluncur di Atas Warga
Selain itu, menurutnya hal yang perlu dicermati dari drone bukanlah bentuknya melainkan sistem yang terpasang pada drone tersebut.
Sistem tersebut, kata dia, di antaranya sistem autonomous, sistem telemetri, dan sistem sensor-sensornya.
Tidak hanya itu, kata dia, radar pertahanan udara untuk menangkal drone juga perlu dicermati.
Semua produsen radar pertahanan udara, kata dia, sudah menawarkan kemampuan untuk mendeteksi pesawat terbang, ancaman rudal balistik, rudal jelajah, dan termasuk ancaman drone.
"Seperti ini juga, kita harus siap, dan kita memasukan persyaratan-persyaratan tersebut ke dalam pengadaan alutsista ke depan. Seperti radar, kita akan mendapatkan radar-radar baru dari beberapa negara," kata dia
"Dan tim kami bekerja sama dengan Kemhan untuk bisa mendapatkan peralatan yang sesuai dengan ancama dan ke depannya, bukan hanya pada saat ini. Karena pengadaan alutsista itu rentangnya juga cukup lama dan digunakannnya cukup lama," sambung dia.
Baca juga: Drone Israel Tembaki Pintu Masuk RS Kamal Adwan di Gaza, 4 Orang Tewas, 9 Lainnya Luka-luka
Untuk menghadapi perkembangan teknologi tersebut, kata Fadjar, saat ini TNI AU sudah memiliki drone atau Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang sanggup untuk melakukan operasi-operasi militer.
"Selain itu, kata dia, TNI AU juga sudah memiliki sekolah terbang khusus PTTA di Skadron Pendidikan 103 Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau Wingdik 100/Terbang di Lanud Wiriadinata Tasikmalaya Jawa Barat," kata dia.
"Organisasi kita sudah ada, ada Skadron Udara 51 di Pontianak, itu alutsistanya Aerostar yang kita menilainya sudah mulai agak ketinggalan kalau dihadapkan dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada. Lalu kita punya satu lagi Sakdron 52 yang sudah memiliki kemampuan untuk kombatan," sambung dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.