Pemuda OKI Indonesia Ajak Suarakan Hak Asasi Bagi Etnis Uyghur
Masyarakat Indonesia perlu memainkan peran aktif dengan mendukung pelajar dan mahasiswa Uyghur untuk belajar di perguruan tinggi Indonesia.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pemuda OKI Indonesia bersama Center Uyghur Studies menggelar Diskusi International Public Lecture di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan mengundang generasi muda terpelajar untuk mengambil bagian dalam menyuarakan isu-isu kemanusiaan dan perdamaian dunia.
Acara yang mengangkat tema "Seminar on Uyghur: A Call for Solidarity" ini tidak hanya menjadi wadah untuk berdiskusi tetapi juga menciptakan kesadaran kolektif terhadap hak asasi manusia (HAM) dan pentingnya perdamaian di tengah kompleksitas isu global.
"Acara ini penting untuk menyuarakan satu hal isu kemanusiaan dan perdamaian, karena akhir-akhir ini isu tersebut menjadi hal yang sangat fenomena, maka penting untuk kita ajak generasi muda menyuarakan itu," ungkap Yanju Sahara, Vice President OIC Youth Indonesia, dalam diskusi, Jumat (8/12/2023).
Baca juga: Warga Uyghur di Australia Lega Setelah Amerika Tuding China Lakukan Genosida
Diskusi ini selain menjadi wadah untuk mengekspresikan keprihatinan, tetapi juga sebagai tindakan nyata untuk mendukung hak-hak umat Muslim yang tertindas di berbagai belahan dunia.
Yanju menekankan, kekerasan, dalam bentuk apapun, tidak dapat dibenarkan, dan penting bagi negara-negara di dunia untuk bersatu melawan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan.
Masalah Uyghur disoroti dalam diskusi ini sebagai permasalahan umat Islam dunia. Imam Sopyan, seorang peneliti studi Uyghur, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia perlu memainkan peran aktif dengan mendukung pelajar dan mahasiswa Uyghur untuk belajar di perguruan tinggi Indonesia.
"Memberikan bantuan pendampingan dalam hal komunikasi, dialog, dan pertemuan-pertemuan dengan berbagai pihak merupakan langkah konkrit yang dapat diambil oleh masyarakat Indonesia untuk membantu mengatasi masalah Uyghur," tambahnya.
Penting bagi generasi muda, terutama mahasiswa, untuk tidak hanya terlibat dalam diskusi tetapi juga melakukan kajian akademik terkait isu kemanusiaan dan perdamaian. Diskusi ini didasarkan pada riset yang dilakukan oleh Uyghur Center Study, menunjukkan urgensi dan kebutuhan akan pemahaman yang mendalam terkait isu global.
"Sedangkan harapan kepada pemerintah, apapun isu kemanusiaan, pemerintah harus tanggap. Artinya, negara manapun harus hadir untuk memberikan dukungan moral terhadap isu-isu yang melibatkan pelanggaran hak asasi manusia," tegas Yanju Sahara.
Diskusi tentang Uyghur ini merupakan bentuk kepedulian dari Pemuda OKI Indonesia dan Center Uyghur Studies untuk bersama-sama memperjuangkan hak-hak umat Muslim yang tertindas. Harapannya, melalui semangat solidaritas generasi muda, masyarakat Muslim dapat lebih peduli dan aktif dalam mengatasi isu-isu kemanusiaan di seluruh dunia.
Dengan demikian, Diskusi International Public Lecture ini menjadi panggung bagi generasi muda untuk berperan sebagai agen perubahan dalam mewujudkan dunia yang lebih adil, damai, dan berkeadilan bagi semua umat manusia.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia