Apa Tujuan Seminar Sejarah Nasional I pada 14-18 Desember 1957? Penyusunan Sejarah Indonesia
Tujuan dari diadakannya Seminar Sejarah Nasional I di UGM dan UI tahun 1957 ini untuk menyusun sejarah Indonesia secara ilmiah
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Apa tujuan diadakan Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957?
Pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945, sejarah nasional masih menjadi perhatian untuk sarana pewaris dan nilai-nilai perjuangan, dan jati diri bangsa, terutama kepentingan pembelajaran di sekolah.
Hal ini berkaitan dengan peringatan Hari Sejarah Nasional pada 14 Desember 2023.
Adapun beberapa peristiwa terjadi pada masalah sejarah nasional seperti munculnya gerakan Indonesianisasi, di mana istilah-istilah Belanda di-Indonesiakan.
Maka dari itu diadakannya Seminar Sejarah Nasional dengan tujuan untuk mengumpulkan pendapat dan dipertimbangkan disusunnya sejarah nasional Indonesia secara ilmiah, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: 20 Ucapan Hari Sejarah Nasional 2023, Diperingati pada 14 Desember
Dihimpun dari laman Museum Kebangkitan Nasional, penyusunan sejarah nasional ini harus dilakukan dan menjadi kebutuhan negara yang telah merdeka sebagai bentuk dari legitimasi politik, sosial, ekonomi, budaya, hingga agama.
Inilah termasuk sebagai negara berdaulat.
Seminar Sejarah Nasional I diadakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI) pada 14-18 Desember 1957.
Peneliti Belanda H.A.J. Klooster meringkas isi seminar tersebut dalam bukunya yang berjudul Indonesiers Schrijven hun Geschiedenis (1985).
Secara garis besar, berikut kesimpulannya:
- Kalangan sejarawan terdapat ketidakpuasan terhadap penulisan sejarah kolonialistik yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, karena tidak mengungkapkan vitalitas yang dimiliki masyarakat Indonesia.
- Kalangan sejarawan berkembang kesadaran perlunya sejarah nasional Indonesia yang nasionalistik, yaitu menempatkan masyarakat Indonesia sebagai pemeran sentral.
- Perbedaan pandangan di antara peserta seminar, terutama Soedjatmoko dan Muhammad Yamin, tentang landasan filosofis dan metodologi yang digunakan untuk menyusun sejarah nasional Indonesia
Kemudian pada masa orde baru (orba), Klooster menemukan kecenderungan penulisan sejarah lokal oleh sejarawan akademik dan seakan-akan terdapat pemahaman umum menyusun sejarah secara komprehensif.
Diadakannya seminar kedua dengan nama Seminar Nasional Sejarah yang membahas mengenai rencana pembuatan sebuah buku nasional dengan harapan dapat dijadikan buku referensi.
Sementara itu, seminar I dijadikan sebagai peringatan Hari Sejarah Nasional yang diperingati setiap 14 Desember.
(Tribunnews.com/Pondra)