Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketum PBNU Minta PBB Konsisten Perjuangkan Kemanusiaan

Gus Yahya menegaskan bahwa Piagam PBB menjadi dasar tatanan damai saat ini, dan konflik global seperti di Ukraina harus dihadapi dengan konsistensi

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ketum PBNU Minta PBB Konsisten Perjuangkan Kemanusiaan
Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan keprihatinannya terhadap kejahatan kemanusiaan yang masih terjadi akibat ketidakkonsistenan aktor global terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB meskipun sudah ada konsensus.

Menurut Gus Yahya, masalah kemanusiaan ini membutuhkan tindakan mendesak dari berbagai pihak.

"Hari ini tragedi kemanusiaan masih terus terjadi, semakin parah hanya untuk menuruti kepentingan dari pemain-pemain global tertentu dalam berebut dominasi. Maka ini adalah momentum yang sangat genting bagi kita semua untuk melakukan sesuatu," ungkapnya.

Hal tersebut diungkapkan Gus Yahya pada gelaran Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.

Gus Yahya menegaskan bahwa Piagam PBB menjadi dasar tatanan damai saat ini, dan konflik global seperti di Ukraina harus dihadapi dengan konsistensi terhadap prinsip-prinsip PBB.

Baca juga: PBNU Minta Masyarakat Tak Bawa Konflik Palestina dalam Pertentangan Agama, Gus Yahya: Itu Berbahaya 

Ia memperingatkan bahwa tanpa kembali pada prinsip-prinsip tersebut, kita menghadapi pertarungan tak berkesudahan.

BERITA TERKAIT

"Jika kita tidak mengembalikan semua ini pada prinsip-prinsip PBB, kita akan menghadapi pertarungan yang tak berkesudahan," kata Gus Yahya.

Gus Yahya melihat kesepakatan agama untuk memegang prinsip-prinsip ini sebagai langkah vital menuju Konferensi Asia Afrika Amerika Latin 2024.

PBNU berusaha berperan dalam menjembatani konflik dan mengingatkan pada semangat Konferensi Asia Afrika yang diinisiasi Bung Karno 69 tahun lalu.

Dalam konferensi yang diadakan 69 tahun lalu, Presiden Soekarno, menjadikan Konferensi Asia Afrika (KAA) sebagai forum konsolidasi negara-negara baru di Asia Afrika.

Bung Karno menekankan perlu mengingatkan PBB tentang negara-negara super power agar menjalankan prinsip-prinsip Piagam PBB dengan sungguh-sungguh.

"Negara-negara baru ini mengingatkan anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk tidak menyalahgunakan kekuatan mereka demi kepentingan eksklusif atau melakukan abuse of power. Dulu Bung Karno ingin konferensi lebih besar, melibatkan tidak hanya Asia dan Afrika tetapi juga Amerika Latin," pungkas Gus Yahya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas