Target Beroperasi Juli 2024, RS Vertikal Kemenkes Dibangun di IKN dengan Anggaran Rp 550 Miliar
Harapannya, tidak ada lagi masyarakat yang pergi ke Malaysia, Singapura, Jepang maupun Amerika Serikat untuk kesehatannya
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut membangun Rumah Sakit Vertikal di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan RS Vertikal Kemenkes itu ditandai dengan penekanan sirine oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (20/12/2023).
Nantinya, rumah sakit ini akan difokuskan untuk memberikan pelayanan stroke dan jantung.
Harapannya, tidak ada lagi masyarakat yang pergi ke Malaysia, Singapura, Jepang maupun Amerika Serikat untuk kesehatannya.
RS Vertikal Kemenkes ini merupakan rumah sakit keempat yang dibangun di IKN setelah Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Abdi Waluyo, dan Rumah Sakit Mayapada.
“Hari ini, kita groundbreaking lagi untuk rumah sakit pusat yang akan dibangun oleh pemerintah. Setelah ini sudah antri lagi tiga rumah sakit swasta. Kita harapkan semuanya nanti bisa dilakukan di Indonesia, khususnya di IKN,” tutur Presiden Jokowi.
Pembangunan Rumah Sakit Umum (RSU) di IKN ini merupakan bagian dari transformasi layanan rujukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya di ibu kota baru Indonesia.
Saat ini, RSU merupakan satu-satunya rumah sakit milik pemerintah pusat di IKN.
Pembangunan rumah sakit ini ditargetkan selesai dan mulai dapat digunakan pada Juli 2024.
Baca juga: Senangnya Jokowi Saat Ada Investor Balikpapan Berpartisipasi dalam Proyek IKN
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, Rumah sakit akan terdiri atas 250 tempat tidur dengan kebutuhan dokter umum sebanyak 30 orang dan dokter spesialisnya sebanyak 20 orang.
Dengan nilai proyek pembangunan gedung sebesar Rp 550 miliar, rumah sakit ini akan dibangun setinggi 20 lantai dengan fasilitas 250 tempat tidur, terdiri atas tempat tidur untuk ruang rawat inap VVIP, VIP, kelas standar, isolasi, Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardiovascular Care Unit (ICVCU), ICU Isolasi, Special Care Unit (SCU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU), High Care Unit (HCU), dan Perinatologi.
Jadi Rujukan Taraf Internasional di IKN
RS ini akan dikembangkan sebagai pusat pelayanan rujukan bertaraf internasional di wilayah IKN dengan layanan unggulan jantung dan strok.
RS IKN akan didukung dengan SDM kesehatan dan sarana dan prasarana yang mumpuni, termasuk catheterization laboratory (Cath Lab) atau layanan kateterisasi jantung di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Jika ada pasien datang dengan serangan jantung, layanan ini akan memberikan pertolongan medis dalam periode kritis atau golden period, yakni kurang dari 120 menit sejak pasien masuk dari pintu IGD sampai tata laksana reperfusi (stabilitas pasien).
RS juga dilengkapi klinik umum dan eksekutif, MCU umum dan eksekutif, telemedicine, ruang perawatan intensif, ruang operasi hybrid, haemodialisis, ruang isolasi, dan rehabilitasi medik.
Bagi pasien dengan strok akut, RS Vertikal Kementerian Kesehatan juga akan memberikan penanganan yang time-sensitive atau berbasis waktu agar mendapatkan hasil akhir yang berbeda. RS IKN dipersiapkan untuk melayani kasus-kasus semacam itu secara prima.
Baca juga: Prabowo Bakal Bentuk Satgas Rumah Murah untuk Masyarakat, Harganya di Bawah Rp100 Juta
Selain itu, RS IKN akan dilengkapi dengan fasilitas telemedisin dan ruang operasi hibrida sehingga dapat mengoptimalkan akses dan berbagi keahlian untuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik bagi masyarakat.
Kementerian Kesehatan juga akan memanfaatkan terobosan-terobosan teknologi agar layanan RS IKN lebih luas, efektif, dan efisien.