Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Sudah Sepekan Jakart Panas, Kapan Hujan Turun Lagi?

Sudah sepekan, suhu panas dan cuaca terik terjadi di sejumlah daerah termasuk Jakarta dan daerah penyangga (Jabodetabek). Kapan hujan turun lagi?

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sudah Sepekan Jakart Panas, Kapan Hujan Turun Lagi?
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
ILUSTRASI HUJAN: Sudah sepekan, suhu panas dan cuaca terik terjadi di sejumlah daerah termasuk Jakarta dan daerah penyangga (Jabodetabek). Kapan hujan turun lagi? 

BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan potensi cuaca ekstrim selama periode natal dan tahun baru 2023/2024.

Hujan Turun Belum Merata

Sejumlah kendaraan bermotor berjalan perlahan saat melintasi genangan bajir rob yang menggenangi Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang atau jalur pantura yang menghubungkan Semarang menuju Kudus. Rabu (2/6/21). Menurut data dari BMKG  prakiraan gelombang satu minggu ke depan tinggi gelombang dan potensi hujan lebat disertai petir berlaku mulai Rabu, 02 Juni 2021 pukul 07:00 Sampai Rabu, 09 Juni 2021 06:55. Khusus untuk prakiraan hari pertama hingga hari ketiga ditambahkan prakiraan potensi hujan lebat disertai kilat dan petir di wilayah perairan Indonesia. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Sejumlah kendaraan bermotor berjalan perlahan saat melintasi genangan bajir rob yang menggenangi Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang atau jalur pantura yang menghubungkan Semarang menuju Kudus. Rabu (2/6/21). Menurut data dari BMKG prakiraan gelombang satu minggu ke depan tinggi gelombang dan potensi hujan lebat disertai petir berlaku mulai Rabu, 02 Juni 2021 pukul 07:00 Sampai Rabu, 09 Juni 2021 06:55. Khusus untuk prakiraan hari pertama hingga hari ketiga ditambahkan prakiraan potensi hujan lebat disertai kilat dan petir di wilayah perairan Indonesia. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Cuaca panas di sejumlah daerah juga dipengaruhi oleh belum meratanya curah hujan.

Diketahui, dengan turunnya hujan dapat mengurangi hawa panas dan teriknya sinar Matahari karena pengaruh pergerakan awan hujan.

Lebih lanjut, curah hujan yang belum merata itu diketahui dari analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden Julian Oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator.

“Analisis OLR, MJO, dan aktivitas gelombang ekuator menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di Pulau Sumatera bagian utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua,” jelas Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto.

Selain itu, potensi curah hujan yang tidak merata juga dilihat dari pantauan daerah konvergensi yang hanya terjadi pada sejumlah wilayah.

“Pantauan daerah konvergensi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pertumbuhan awan hujan di Laut Natuna, Sumatera bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian selatan, Selat Makassar, Sulawesi bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura, NTT dan Maluku,” tambah Guswanto dikutip dari Kompas.com.

Berita Rekomendasi

(Tribunnews.com/Rina Ayu/Anita K Wardhani) (Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas