Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lukas Enembe Cuci Darah Belasan Kali Sebelum Meninggal Dunia di RSPAD Gatot Subroto

Diketahui, Lukas Enembe merupakan mantan Gubernur Papua yang juga terdakwa kasus suap dan gratifikasi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Lukas Enembe Cuci Darah Belasan Kali Sebelum Meninggal Dunia di RSPAD Gatot Subroto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Tersangka Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe tiba untuk menjalani pemeriksaan lanjutan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (19/9/2023). Lukas Enembe diperiksa penyidik KPK terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan memerintahkan mengangkut uang tunai miliaran rupiah dari Papua ke Jakarta dan juga ke luar negeri menggunakan pesawat jet. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penasihat hukum Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona mengungkapkan, kliennya sempat melakukan upaya cuci darah belasan kali sebelum meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Tak tanggung-tanggung, cuci darah itu dilakukannya hingga 15 kali sejak awal Oktober 2023.

Diketahui, Lukas Enembe merupakan mantan Gubernur Papua yang juga terdakwa kasus suap dan gratifikasi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dan pihak KPK menyatakan, pihaknya telah membantarkan penahanan Lukas Enembe ke RSPAD Gatot Subroto sejak 23 Oktober 2023. 

"Sejak 1 Oktober sampai hari ini, beliau sudah cuci darah kurang lebih sebanyak 15 kali," ujar penasihat hukum Lukas, Petrus Bala Pattyona saat ditemui di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, Selasa (26/12/2023).

Cuci darah itu selalu ditangani oleh dokter yang didatangkan langsung dari Singapura.

Berita Rekomendasi

Menurut Petrus, hal itu merupakan permintaan langsung dari Lukas Enembe.

Bahkan pada awalnya, Lukas sempat menolak untuk cuci darah di Indonesia.

Namun akhirnya dia luluh, cuci darah dilakukan di Indonesia, namun mendatangkan dokter dari Singapura.

"Beliau bisa menerima tindakan medis cuci darah itu setelah dokter dari singapur datang. Beliau menolak sama sekali cuci darah di indonesia. Dia maunya di Singapura," kata Petrus.

Sikap Lukas yang melunak itu lantaran omongan dokter dari Singapura kepadanya.

Saat itu, 3 dokter dan 2 perawat dari Singapura menangani cuci darah Lukas.

"Terakhir pernyataan dokter Singapura kira-kira begini: Maaf bapak kalau tidak cuci darah tidak akan panjang umur."

*Ket Foto: pengacara Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas