Komitmen Menhan Prabowo Dipertanyakan Soal Proyek Alih Teknologi Jet Tempur dan Kapal Selam
Ia kemudian menyoroti program kerja sama transfer teknologi antara Indonesia dan Korea Selatan menyangkut proyek kapal selam Chang Bogo Class.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Imparsial Hussein Ahmad menyoroti pernyataan Kementerian Pertahanan yang dipublikasikan melalui media massa terkait komitmen kemandirian alutsista Prabowo.
Terkait hal itu, Hussein mengambil contoh dua proyek kerja sama alih teknologi antara Indonesia dan Korea Selatan dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX atau KFX-21 atau KF-21 Boramae.
Hussein mengatakan proyek kerja sama yang melibatkan ilmuwan-ilmuwan Indonesia di Korea Selatan tersebut tidak hanya menguntungkan bagi Korea Selatan melainkan juga Indonesia.
Keuntungan yang dimaksud, kata Hussein, proyek tersebut berpotensi menyerap tenaga kerja di Indonesia hingga suntikan dana untuk PT Dirgantara Indonesia.
Meski demikian, Hussein menyoroti tersendatnya proyek tersebut berdasarkan pernyataan dari pemerintah Korea Selatan yang diberitakan media massa.
Hal tersebut disampaikannya dalam Diskusi Publik bertajuk Mengukur Kinerja Menteri Pertahanan: Dari Alutsista Bekas, Pihak Ketiga Dalam Pengadaan Alutsista PT TMI, Hingga Kepemilikan Lahan di Sadjoe Cafe & Resto Tebet Jakarta Selatan pada Senin (15/1/2024).
"Kenapa saya katakan ini minim komitmen kemandirian alutsista? Karena sebetulnya kalau pesawat ini jadi barangnya, yang untung bukan hanya Korea, PT DI bisa bikin pesawat sendiri," kata Hussein.
"Kalau PT DI melakukan proyek ini juga, berarti menyedot sumber daya manusia di PT DI. Ada suntikan dana ke PT DI untuk dibeli. Prabowo nggak seneng sama yang begini-begini, dia nggak mau itu sama KFX, akhirnya nggak dibayar," sambung dia.
Baca juga: Jokowi: Menhan Filipina Percaya dan Puas dengan Alutsista Buatan Indonesia
Ia kemudian menyoroti program kerja sama transfer teknologi antara Indonesia dan Korea Selatan menyangkut proyek kapal selam Chang Bogo Class.
Hussein menyoroti proyek tahap kedua yang juga tersendat.
Menurutnya, Prabowo tidak memiliki komitmen terkait proyek tersebut.
"Katanya komitmen kemandirian alutsista? Ketika PT PAL sudah bisa bikin kapal selam sendiri, dia mau beli kapal selam dari Jerman. Atau dari Prancis katanya dia mau beli Scorpene dari Prancis. Mana komitmennya?" kata dia.
"Harusnya kalau ada masalah dalam pembuatan kapal selam di PT PAL tanya masalahnya apa, dan perbaiki di dalam situ, bukannya malah lari dan beli kapal selam yang baru," sambung dia.