BKKBN: Provinsi DIY Masuk 5 Besar Angka Stunting Terendah di Indonesia
Di DIY angka stunting tahun 2022 sebesar 16,4 persen. Angka ini di bawah angka standar WHO sebesar 20 persen.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masuk dalam lima besar angka prevalensi stunting terendah ke-5 di Indonesia.
Di DIY angka stunting tahun 2022 sebesar 16,4 persen. Angka ini di bawah angka standar WHO sebesar 20 persen.
“Kalau angka WHO itu mewajibkan di 20 persen. Jadi sebetulnya, angka stunting DIY sudah jauh di bawah 20 persen,” jelas Kepala BKKBN, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) di Yogyakarta, Kamis (1/2/2024).
Ia memamparkan, rendahnya jumlah stunting di DIY berbanding lurus dengan turunnya angka kematian ibu dan bayi.
Kini angka kematian ibu dan bayi di DIY berada di urutan kedua setelah DKI Jakarta. Berdasarkan data, angka kematian ibu di DIY tercatat 58 per 100.000 kelahiran.
"Di NTT 316, dan nasional 189. Jadi, DIY stuntingnya rendah, KB nya bagus, angka kematian ibu juga bagus. Kawin di usia mudanya, juga sudah bagus," urai dokter Hasto.
"Rata-rata yang hamil usia 15-19 tahun, per 1.000 hanya 11,5. Kalau nasional masih 26,” tambah dia.
Meski capaiannya bagus, Ia berharap para kepala daerah di DIY untuk bisa lebih memperhatikan kebijakan terkait pencegahan stunting dimulai dari hulu atau calon pengantin (catin), dan kesehatan jiwa masyarakat.
Sementara itu, catin di DIY yang telah mengisi aplikasi Elsimil sebanyak 4.131 dari 20.108 yang terdaftar nikah di KUA DIY.
Padahal stunting dapat dicegah dari pemeriksaan kesehatan catin (berdasarkan data Elsimil).
Di sisi lain, perempuan yang anemia di DIY sebanyak 4.131 orang atau 14,1 persen dari perempuan yang akan menikah yang melaporkan Hb-nya.
Dari data yang ada, dokter Hasto juga mengungkap, "Yang kurus sebanyak 27,7 persen Kalau menurut teori yang terlalu kurus dan anemia anaknya stunting," ungkap dokter Hasto.
"Capaian KB sangat baik 97 persen di angka fisiknya. Bantuan Operasional KB (BOKB) 2023 (terserap) mencapai 93 persen, kami mengalokasikan Rp 31,9 miliar, sudah diserap 30 koma sekian milliar,” ujar dokter Hasto.
Ia berharap anggaran Pemberian Makanan Tambahan (MPASI) bagi ibu hamil dan balita dari Kementerian Kesehatan untuk DIY sebesar Rp 12,5 miliar bisa dioptimalkan dan dipercepat penyalurannya.
Dokter Hasto mengapresiasi capaian ini saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Provinsi D.I. Yogyakarta (DIY), Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X.
Wakil Gubernur DIY menerima dengan hangat kedatangan Kepala BKKBN beserta jajarannya. Ia mengungkapkan bahwa DIY sangat memperhatikan penurunan stunting, pencegahan pernikahan dini dan permasalahan lain terkait kualitas SDM.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.