Sejumlah Aktivis Lintas Generasi Ziarah ke Makam Korban Tragedi Trisakti 98
Menurut dia, ziarah tersebut merupakan sikap para pejuang reformasi, yang menolak lupa atas tragedi berdarah 25 tahun lalu.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah aktivis Lintas Generasi Tegak Lurus Reformasi melakukan ziarah ke makam empat mahasiswa yang menjadi korban Tragedi Trisakti di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2024).
Mereka berziarah ke makam Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie.
Ketua Umum Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade) 98, Benny Rhamdani menyatakan, sebanyak dua ribu massa Aktivis Lintas Generasi Tegak Lurus Reformasi, berziarah ke makam korban Tragedi Trisakti.
Menurut dia, ziarah tersebut merupakan sikap para pejuang reformasi, yang menolak lupa atas tragedi berdarah 25 tahun lalu.
"Kedatangan kami hari ini, dua ribu massa yang tergabung dalam Aktivis Lintas Generasi Tegak Lurus Reformasi, ingin mengirim pesan kepada negara, perjuangan reformasi belum tuntas. Kami menagih janji negara, segera selesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu," kata Benny kepada wartawan.
Dalam kegiatan tersebut, Benny hadir bersama orang tua korban, yakni orang tua Elang Mulia Lesmana dan Asese Widodo. Menurut dia, para keluarga korban masih menunggu keadilan hukum bagi anak mereka yang telah mengorbankan nyawa demi tegaknya reformasi.
"Hingga hari ini, perjuangan keluarga korban dalam menuntut keadilan belum tuntas. Mereka masih menunggu keadilan hukum dari negara, atas pengorbanan anak-anak mereka dalam memperjuangkan reformasi 98," tuturnya.
Lebih lanjut, Benny menduga, orang yang paling bertanggungjawab dalam tragedi Trisakti 12 Mei 1998 adalah Prabowo Subianto, yang saat ini menjadi Calon Presiden (Capres). Prabowo diduga bertanggungjawab atas penculiikan dan penghilangan nyawa para mahasiswa.
"Keputusan Dewan Kehormatan Perwira yang merekomendasikan pemberhentian Prabowo dari jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), jelas membuktikan keterlibatannya. Dia diduga terlibat dalam penghilangan kemerdekaan dan penculikan, yang dilakukan Tim Mawar dan Tim Merpati, yang dibentuk atas perintah Prabowo," paparnya.
"Jadi, dalam hal penculikan dan penghilangan nyawa kawan-kawan aktivis 98, patut diduga yang paling bertanggungjawab Prabowo. Dari dulu, kami meminta negara menyeret Prabowo ke pengadilan internasional, bukan membiarkan yang diduga pelanggar HAM menjadi Presiden. Kita harus lawan," ujarnya.
Baca juga: Guntur Soekarnoputra di Depan Relawan: Kalau Ganjar-Mahfud Menang, Jokowi Mau Diapa-apain Terserah
Selain Keputusan Dewan Kehormatan Perwira, sambung Benny, rekomendasi DPR dan Komnas HAM terkait penuntasan kasus tersebut juga sudah keluar. Bahkan, Presiden Joko Widodo juga telah mengeluarkan keputusan tentang 12 kejahatan HAM masa lalu, pada 2023 lalu.
"Tapi, hingga hari ini, Prabowo belum minta maaf kepada rakyat Indonesia. Kami akan terus berjuang bersama keluarga korban, untuk meraih keadilan," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, orang tua korban Elang Mulia Lesmana, Asese Widodo mengimbau kepada masyarakat agar tidak memiliki calon presiden yang memiliki riwayat pelanggaran HAM.
"Saya orang tua korban setiap hari mencari keadilan untuk anak saya, hingga hari ini tak mendapat keadilan," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.