Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentramnya Pedagang Tempe Miliki Rumah Sendiri Berkat KPR BTN: Hati Senang, Keuntungan Terus Datang

Dengan jualan tempe sejak puluhan tahun ini, Suratini bangga bisa membeli rumah pertamanya di Turen Asri, Sukoharjo pada 2014 melalui KPR BTN Syariah.

Penulis: Imam Saputro
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Tentramnya Pedagang Tempe Miliki Rumah Sendiri Berkat KPR BTN: Hati Senang, Keuntungan Terus Datang
TribunSolo/Imam Saputro
Lapak Suratini di Pasar Harjodaksino Solo, ia berjualan di bawah payung besar yang digunakan untuk dua pedagang. 

“Untuk uang muka ambil 30 juta rupiah dari tabungan, ya daripada tinggal di Kenteng kan takut sewaktu-waktu digusur, makanya manteb beli meski menghabiskan tabungan,” cerita Suratini sembari tertawa.

“Sama-sama mengeluarkan uang, tapi kalau nyicil rumah tujuannya jelas, rumahnya jadi milik saya, kalau sewaktu di Kenteng kan uangnya setor ke orang, sertifikat juga nggak ada,” kata dia.

Suratini juga senang dengan skema kredit untuk memiliki rumah pertamanya. " Ada sempat rundingan dengan bank, saya pengennya 5 tahun aja, tapi akhirnua dibolehkan 8 tahun, awalnya 10 kalau tidak salah," kata dia.

Dengan tenor KPR 8 tahun, Suratini diwajibkan membayar cicilan ratusan ribu saja setiap bulannya.

Pada Oktober 2014, akhirnya Suratini mulai bisa menempati rumah baru dengan hati tenang.

“Namanya rumah sendiri ya atine ayem (hatinya tenang), kecil-kecil yang namanya rumah sendiri ya sudah sangat bersyukur,” ujar Suratini.

“Bisa jualan di pasar dengan tenang, kalau hati tenang bisa senyum terus ke pembeli jadi banyak yang beli, jadinya lariiiiis,” kata Suratini sembari terkekeh.

Berita Rekomendasi

Kini hampir 10 tahun berlalu sejak membeli rumah pertamanya, Suratini mengakui telah melunasi rumahnya.

“Alhamdulillah sudah lunas, kan 8 tahun itu nyicilnya, sertifikat juga sudah saya simpan sendiri,” ujarnya.

Suratini menyetorkan uang cicilan rumah ke BTN setiap tanggal 4 setiap bulannya dengan besaran cicilan tak sampai 1 juta rupiah.

“Sekarang sudah bisa di transfer lewat HP, anak saya yang ngurus karena saya mudengnya setor ke bank, kalau lewat HP anak saya,” jelas dia.

Waktu berjalan, sekarang rumah Suratini sudah berkembang, bangunan rumahnya sudah lebih luas dibandingkan waktu pertama beli.

Bangunan baru sudah ia dirikan, sehingga tanah 60 meter persegi semuanya telah dimanfaatkan.

“Pelan-pelan ada rezeki dibangun lagi, dulu awalnya mau beli yang rumah 30 meter persegi uangnya tidak cukup, tapi sekarang 60 meter sudah saya bangun semua,” kata Suratini yang tinggal bersama anak keempatnya ini.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas