Apa Boleh Puasa Sunnah setelah Nisfu Syaban? Simak Hukum dan Dalilnya
Simak penjelasan terkait hukum berpuasa sunnah setelah Nisfu Syaban. Berikut dalil yang ditanggapi oleh sejumlah ulama.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Nuryanti
“(قوله: وكذا بعد نصف شعبان) أي وكذلك يحرم الصوم بعد نصف شعبان لما صح من قوله – صلى الله عليه وسلم -: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا.” [البكري الدمياطي ,إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين ,2/309]
Keterangan, begitu juga diharamkan berpuasa setelah nisyfu sya’ban, sebagaimana hadits yang disampaikan oleh Rasulullah Saw: “ketika sudah pertengahan bulan sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa”
Meski demikian, para ulama Mazhab Syafi'i menjelaskan adanya pengecualian yang dapat menyebabkan puasa sunnah setelah Nisfu Syaban dapat dilakukan.
Adapun pengecualian yang dijelaskan oleh para ulama madzhab Syafi’i tersebut yakni:
1. Puasa Bersambung dari Setengah Bulan Pertama Syaban
Puasa sunnah usai Nisfu Syaban dapat dilakukan jika orang yang berpuasa tersebut menyambungnya dengan setangah bulan pertama dalam bulan sya’ban.
Misalnya seseorang berpuasa dari tanggal 1 hingga masuk tanggal 16.
Tak hanya itu, bahkan para ulama mengatakan cukup satu hari dari setengah bulan pertama bulan sya’ban yaitu tanggal 15 kemudian dilanjutkan dengan tanggal 16,17,18 sampai seterusnya dengan syarat tidak terputus.
Namun apabila terputus, misalnya tanggal 15,16,17 puasa, kemudian tanggal 18 tidak puasa, maka di tanggal 19 Syaban sampai seterusnya tidak boleh lagi baginya untuk berpuasa.
2. Puasa Sunnah karena Suatu Sebab
Orang yang melakukan puasa sunnah dengan suatu sebab maka dapat melaksanakannya usai Nisfu Syaban.
Diantara sebabnya yaitu puasa tersebut sudah menjadi kebiasaan atau wirid baginya dan juga karena adanya qadha puasa yang belum ditunaikan.
Misalnya seorang perempuan menqadha puasa bulan Ramadhan tahun sebelumnya, maka boleh baginya untuk berpuasa di setengah bulan Syaban tersebut.
Begitu juga seorang yang sudah biasa puasa Senin-Kamis, puasa Dawud, maka boleh baginya untuk berpuasa.