Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Sebut Tudingan Black Campaign Hasilkan Korban di Industri AMDK

Produsen AMDK dalam negeri tak luput menjadi sasaran kampanye hitam di media sosial, seperti tudingan hoaks tentang kandungan bromat yang berpotensi m

Editor: Vincentius Haru Pamungkas
zoom-in Ahli Sebut Tudingan Black Campaign Hasilkan Korban di Industri AMDK
istimewa
situs klarifikasi resmi Kementerian terkait hoaks yang beredar di masyarakat, pada Jumat, 23 Februari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan, praktik digital marketing yang agresif dan tidak etis, terutama melibatkan pemengaruh (influencer), marak beredar di media sosial dan memengaruhi industri air minum kemasan (AMDK).

Produsen AMDK dalam negeri tak luput menjadi sasaran kampanye hitam di media sosial, seperti tudingan hoaks tentang kandungan bromat yang berpotensi memicu kanker. Fenomena ini menunjukkan perlu adanya langkah-langkah untuk menjaga integritas industri dan melindungi konsumen dari informasi yang menyesatkan.

Pada konten tersebut, kandungan bromat yang dimiliki oleh produk AMDK dituding berada di atas ambang batas aman dan seketika bisa memicu kanker. Menanggapi fenomena yang ada, pengajar komunikasi pemasaran di London School of Public Relations, Safaruddin Husada, menilai hal tersebut merupakan bentuk persaingan bisnis yang tidak etis. 

"Indikasinya mudah terbaca dari aksi sejumlah influencer yang bernyali menyebar informasi tanpa validitas terkait keamanan dan mutu." ucapnya.

Menurutnya, berita mengenai tudingan hoaks bromat justru membuka kesempatan bagi produsen AMDK untuk lebih menonjolkan keunggulan produknya, baik dari sisi keamanan dan mutu.

"Produsen AMDK  perlu lebih giat mengkomunikasikan hasil uji laboratorium independen atas keamanan dan mutu produk ke konsumen," katanya.

Safarudin mengatakan dalam mengatasi tudingan yang ditujukan pada produsen air kemasan yang sedang naik daun, dapat dilakukan keunggulan dari perusahaan. Ia mengimbau bahwa produsen AMDK bisa menonjolkan keunggulan yang menggambarkan ketaatan perusahaan atas Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), dua parameter keunggulan dalam industri air kemasan. 

Berita Rekomendasi

Menurut Safaruddin, upaya semacam itu efektif dalam memperkuat kepercayaan masyarakat serta melindungi konsumen dari pengaruh influencer yang mencoba merusak reputasi pesaingnya.

Pandangan senada datang dari Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Jaya, Algooth Putranto. Menurutnya, isu kandungan bromat pada air kemasan bermerek bertujuan merusak reputasi dan pasar dari produsen AMDK.

"Isu tersebut adalah hoax, jelas merupakan black campaign, fitnah yang melebihi kampanye negatif yang hanya menyoroti sisi negatif suatu produk," katanya.

Ia menambahkan, "Bilapun nanti terjadi kontaminasi bromat yang melebihi ambang batas aman, yang paling berhak bersuara adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku otoritas tertinggi keamanan dan mutu pangan, bukan influencer yang tak jelas asal usulnya."

Algooth mengungkapkan bahwa kemunculan video tudingan hoaks bromat bagian dari strategi antar produsen layaknya kompetitor.


“Dengan menghembuskan isu bromat, tentunya dengan meminjam tangan influencer, ada kompetitor Le Minerale yang leluasa mengalihkan perhatian publik dari isu dari yang menderanya, semisal isu dukungan terhadap Israel atau risiko senyawa kimia berbahaya Bisfenol A (BPA) pada kemasannya,” ujar Algooth. 

Baca juga: Le Minerale aman dikonsumsi, Uji Bromat Badan Terakreditasi 0.4 PPB di bawah ambang batas 10 PPB

BPKN wanti-wanti influencer

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas