Pengamat Singgung Bakal Ada Lobi Istana Jika Presiden Jokowi Maju Jadi Ketua Umum Golkar
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai kecil kemungkinan Joko Widodo atau Jokowi dilirik sebagai calon ketua umum Golkar.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai kecil kemungkinan Joko Widodo atau Jokowi dilirik sebagai calon ketua umum Partai Golkar.
Agung menjelaskan sejumlah alasannya.
"Pertama, secara institusional, Golkar ini partai terbuka. Sehingga siapapun boleh masuk. Hanya saja bila Presiden Jokowi ingin langsung menjadi Ketum, dibutuhkan penyesuaian AD/ART karena ada jenjang kaderisasi yang harus dia lewati sebelumnya," kata Agung kepada Tribunnews, Jumat (15/3/2024).
Agung mengatakan bahwa sejauh ini, kepemimpinan Airlangga Hartarto di Golkar terbilang sukses.
"Sosok Airlangga sejauh ini dianggap sukses mendongkrak suara partai di pileg di mata kader, plus dukungan para senior seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, dan Jusuf Kalla selama ini solid. Sehingga untuk sementara, pamornya cukup baik," kata dia.
Hal tersebut akan menjadi kendala bagi Jokowi, dikatakan Agung, kecuali jika ada lobi yang dilakukan Istana kepada Airlangga.
"Lobi atau negosiasi politik kepada Airlangga dan Airlangga berkenan untuk tidak maju kembali. Jika demikian, maka peluang Presiden Jokowi maju sangat terbuka," kata dia.
Di luar itu, Agung mengatakan soal berpacu dengan waktu karena tenggat Presiden Jokowi untuk maju tergantung kapan munas digelar.
Baca juga: Sibuk Cari Posisi untuk Jokowi, Yunarto Wijaya: Upaya Merendahkan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih
"Bila tetap sesuai arahan di Bulan Desember, maka kecil kemungkinan Ia dilirik karena tak lagi menjabat sebagai presiden," pungkasnya.