Komunikasi Terakhir Keluarga Lompat dari Apartemen Penjaringan Terungkap, Fakta Baru Muncul
Satu keluarga yang lompat dari Apartemen Teluk Intan di Penjaringan, Jakarta Utara, sempat berkomunikasi dengan driver taksi online sebelum tewas.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Bobby Wiratama
"Si anak juga kan sudah tidak terdaftar di sekolah dan sudah tidak melanjutkan."
"Satu tahun anaknya sudah nggak sekolah, dua-duanya," beber Gidion.
Tidak Ada Bukti Signifikan
Kombes Gidion Arif Setyawan juga mengungkapkan tidak ditemukan bukti yang signifikan terkait tewasnya satu keluarga di Apartemen Teluk Intan.
Bahkan, pesan terakhir ataupun jejak digital dari mereka, tidak diketahui.
Pasalnya, sosial media para korban sudah tidak aktif lagi.
"Kasus yang biasa kita tangani, itu selalu meninggalkan jejak. Ada pesan kah, ada komunikasi terahir kah, ada jejak digital kah."
"Tapi, pada kasus ini tidak, tas yang dibawa (almarhum) tidak didapati apapun," jelas dia.
Baca juga: KPAI Nilai Kasus Bunuh Diri Satu Keluarga di Apartemen Penjaringan, Bentuk Kekerasan Terhadap Anak
Hal ini dipersulit dengan pecahnya ponsel milik almarhum.
Gidion mengatakan, saat melompat dari Apartemen Teluk Intan, empat almarhum membawa ponsel.
Tapi, karena rusak berat, data ponsel tidak bisa diekstrak.
"Handphone pecah berat dan tidak bisa diekstrak datanya," ujar Gidion.
Si Ibu Berdoa di Kelenteng sebelum Melompat Bersama
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Hady Saputra, membeberkan ibu dari sekeluarga yang tewas di Apartemen Teluk Intan, sempat berdoa sebelum melompat.
Si ibu diketahui berdoa di kelenteng yang ada di atap lantai 22 Apartemen Teluk Intan.
Sementara, ayah dan kedua anaknya menunggu sambil duduk di kursi area tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.