Agak Lain, Menko PMK Malah Berharap Kasus Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO ke Jerman Berakhir Damai
Diketahhui, argumentasi Muhadjir Effendy itu bertolak belakang dengan temuan Bareskrim Polri dalam pengungkapan kasus TPPO mahasiswa Indonesia ini.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy angkat bicara atas terbongkarnya kasus 1.047 mahasiswa dari 33 universitas di Indonesia diduga jadi korban tindak pidana perdagangan (TPPO) dengan modus magang (ferienjob) di Jerman pada Oktober sampai Desember 2023.
Muhadjir berharap kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berkedok program magang Ferienjob ke Jerman dapat diselesaikan secara damai.
Dirinya menilai semua pihak yang terkait dengan kasus ini mencari titik temu.
"Saya berharap kalau memang bisa dicari solusi yang baik, jangan sampai ke tindak pidana TPPO. Kalau bisa dicari jalan yang damai atau titik temulah supaya jangan sampai mengarah ke TPPO," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Muhadjir menilai kasus ini berbeda dengan kasus TPPO yang pernah terjadi sebelumnya.
Dan kasus TPPO yang menimpa ribuan mahasiswa saat ini tidak terjadi kekerasan hingga eksploitasi.
"Sepanjang yang saya tahu, yang saya baca, ini kan tidak ada kasus misalnya penyiksaan, penyekapan, eksploitasi tenaga itu belum seperti yang terjadi pada kasus-kasus pidana TPPO yang selama ini," ujar Muhadjir.
Diketahhui, argumentasi Muhadjir Effendy itu bertolak belakang dengan temuan Bareskrim Polri dalam pengungkapan kasus TPPO mahasiswa Indonesia ini.
Baca juga: 1.047 Mahasiswa Korban TPPO Magang di Jerman Tak Terdata di BP2MI
Baca juga: 93 Mahasiswa UNJ Jadi Korban TPPO Usai Ikut Ferienjob ke Jerman, Ini Kronologisnya
Dalam pelaksanaannya, Muhadjir menilai tidak ada aspek yang salah dari program kerja musim panas yang diduga menjadi modus dalam kasus TPPO ini.
Menurut Muhadjir, pekerjaan itu akan tetap bermanfaat meski tidak sesuai dengan kualifikasi bidang studi yang dipelajari oleh mahasiswa.
Para mahasiswa, menurut Muhadjir, perlu mendapatkan pengalaman yang berbeda.
"Dia akan punya pengalaman, misalnya pengalaman bagaimana bekerja di luar negeri, apalagi juga bersama-sama dengan pekerja-pekerja yang ada di sana tentang kedisiplinan, tentang etos kerja," tutur Muhadjir.
Baca juga: Momen Dito Mahendra Tatap Tajam Jaksa Saat Dituntut 1 Tahun Penjara Terkait Kasus Senjata Api Ilegal
Meski begitu, dirinya menilai pelaksanaan kegiatan magang untuk pekerjaan-pekerjaan musim panas di luar negeri harus dibuat aturan.