Menag Khawatirkan Fakultas Keagamaan Bisa Tutup, Begini Respons Dekan Fakultas Dakwah UIN Jakarta
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto menanggapi kekhawatiran Fakultas Keagamaan bisa tutup.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto menanggapi kekhawatiran Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas bahwa Fakultas Keagamaan bisa tutup di masa depan karena kurangnya inovasi.
Merespon hal itu Gun Gun mengungkapkan sejatinya harus ada penguatan di prodi-prodi keagamaan.
"Memang harus ada penguatan prodi-prodi keagamaan dan diberi ruang untuk bertumbuh sama kuatnya," kata Gun Gun kepada awak media di UIN Jakarta, Senin (25/3/2024) malam.
Ia mencontohkan seperti di UIN Jakarta sekarang posisinya udah berimbang antara prodi umum dan prodi agama.
"Dan di sini prodi agama jumlahnya tidak boleh lebih rendah daripada prodi umum," lanjutnya.
"Jadi kita berharap memang ada semacam penguatan di prodi-prodi agama contoh misalnya di kita sendiri dari 8 prodi itu. Ada dua prodi umumnya jurnalistik sama kesejahteraan sosial," tegasnya.
Sebelumnya Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas khawatirkan Fakultas Keagamaan akan tutup di masa depan karena kurangnya inovasi.
Adapun hal itu disampaikan Menag Yaqut pada rapat kerja bersama lima agama; Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu di kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024).
"Terus terang saya juga masih pesimis dengan nasib pendidikan keagamaan Islam. Karena saya melihat pendidikan keagamaan Islam masih begitu-begitu saja," kata Menag Yaqut.
Menurutnya hal itu dikarenakan tidak adanya inovasi atau terobosan yang berarti. Yang bisa menarik anak-anak muda untuk bisa masuk perguruan tinggi keagamaan.
"Saya khawatir lama-lama pendidikan keagamaan kita ini tutup karena anak-anak, sudah tidak lagi tertarik dengan pendidikan keagamaan," jelasnya.
Menag Yaqut mencontohkan misalnya di UIN yang ada kedokterannya atau prodi umum.
"Itu pasti prodi umum lebih diminati dibandingkan prodi keagamaan. Prodi keagamaan lama-lama hilang. Fakultas keagamaan di UIN itu sepi peminatnya. Sementara fakultas kedokteran sampai nolak-nolak tidak karu-karuan," terangnya.
Menurut Gus Yaqut kalau fakultas keagamaan tidak melakukan inovasi-inovasi di dalam dunia pendidikan bidang keagamaan.
"Maka saya meyakini lama-lama tidak ada peminatnya," tegas Gus Yaqut.