Aksi Komunitas Anak Muda Pencinta Lingkungan Tanam Pohon Bambu di Bulan Ramadan
menanam pohon bambu sebagai upaya pelestarian alam di Kawasan Babakan Raden, Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Gerakan Semesta Kita (Gemestta) mengisi kegiatan di bulan Ramadan dengan peduli terhadap lingkungan.
Di mana, kegiatan itu diisi dengan menanam pohon bambu sebagai upaya pelestarian alam di Kawasan Babakan Raden, Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Meski cuaca terik di bulan puasa, tak menghalangi anggota komunitas untuk bergerak bagi lingkungan.
"Penanaman pohon ini salah satu program kami untuk berkontribusi nyata dalam upaya menjaga lingkungan hidup. Gemestta memiliki program-program yang terus akan dilakukan untuk kebaikan bagi bumi," kata Ketua Komunitas Gerakan Semesta Kita, Arif Maulana Nurbani, Jumat (29/3/2024).
Berkolaborasi dengan sejumlah tokoh muda seperti Founder Asian Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference, Andrian Cader dan pendiri komunitas Langit Biru Pertiwi, Nadia Mulya, Gemestta coba terus memberikan kontribusi nyata dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Bani, panggilan akrab Arif Maulana Nurbani berharap, kedepannya akan terus berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung terhadap isu lingkungan dan kemanusiaan.
"Kami ingin lebih banyak lagi mengajak anak muda untuk bergerak aktif bersama menjaga bumi dan lebih peduli terhadap lingkungan," ujar Bani.
Sementara itu, pendiri komunitas Langit Biru Pertiwi Nadia Mulya mengaku resah seiring mencuatnya isu perubahan iklim belakangan ini.
Isu tersebut, lanjut Nadia, menjadi alasan bagi dirinya ingin tetap berkontribusi melakukan penanaman pohon bambu meskipun sedang berpuasa di bulan suci Ramadhan.
"Bambu memiliki kemampuan yang signifikan dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer selama pertumbuhannya. Dengan memanfaatkan bambu sebagai bahan bangunan atau dalam kegiatan penanaman, kita dapat membantu memerangi perubahan iklim dengan mengurangi jumlah karbon dioksida yang terperangkap di atmosfer," ujar Nadia.
Sadar tidak bisa sendirian, Nadia mengapresiasi kampanye hijau yang diinisiasi oleh Gemestta dalam upaya menghambat laju perubahan iklim.
Menurutnya, semua elemen bangsa harus bergerak bersama agar bumi makin asri untuk dihuni dan menghindari bencana alam.
"Saya yakin laju perubahan iklim dapat kita hambat," harapnya.
Harapan serupa diungkapkan Andrian Cader. Dirinya menyampaikan kampanye hijau digagas Gemestta merupakan bukti nyata komitmen menjaga keberlangsungan bumi.
"Keterlibatan multipihak menjadi salah satu elemen penting dalam upaya lebih peduli terhadap lingkungan dan pengurangan resiko bencana," ujarnya.
Baca juga: Lindungi Bumi dari Perubahan Iklim, Santika Indonesia Hotels & Resorts Ikut Gerakan Earth Hour 2024
Lebih dari itu, dibutuhkan kesadaran kolektif dan disiplin bersama antara masyarakat dan pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Sebab, dia menilai, dengan kerja sama antar pemerintah, komunitas dan relawan serta dukungan masyarakat luas. tidak hanya lebih bersih, tapi juga menjadi contoh nyata masyarakat di Indonesia.
"Saya yakin praktik seperti ini jika terus dilakukan resiliensi berkelanjutan, yang digaungkan pemerintah Indonesia dapat terwujud kedepannya, mari kita jaga alam semesta ini bersama-sama," pungkasnya.