Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPK sebut OTT Menurun karena Informasi Penyadapan Banyak yang Bocor, Begini Respons Komisi III DPR

Ahmad Sahroni, menyoroti perihal adanya dugaan kebocoran informasi yang dilakukan suatu pihak sehingga mengakibatkan kerap gagalnya OTT KPK.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
zoom-in KPK sebut OTT Menurun karena Informasi Penyadapan Banyak yang Bocor, Begini Respons Komisi III DPR
Tribunnews.com/Rizki Sandi
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, menyoroti perihal adanya dugaan kebocoran informasi yang dilakukan suatu pihak sehingga mengakibatkan kerap gagalnya Operasi Tangkap Tangan (OTT)

Selaku mitra kerja KPK, Sahroni menyebut Komisi III mendukung penuh KPK untuk mengungkap indikasi tersebut. 

Sebab menurutnya, ini sama saja dengan menghambat pemberantasan korupsi.

“Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi. Jadi baik pelakunya dari internal atau eksternal, Yang jelas kalau KPK sudah mengendus sejauh ini, besar kemungkinan praktik tersebut benar adanya. Maka sekali lagi kami dukung KPK usut kasus ini,” ujar Sahroni dalam keterangan Rabu (3/4/2024).

Sahroni merekomendasikan KPK untuk berkolaborasi dengan instansi-instansi terkait, jika ingin serius mengungkap dugaan ini. 

Hal ini agar segala yang menjadi dugaan KPK dapat menjadi terang benderang dengan temuan-temuan yang ada nantinya.

Berita Rekomendasi

“Tentu ini tidak boleh dibiarkan, dampaknya berbahaya sekali, petugas kita jadi seperti diakal-akali. Maka saya ingin KPK kolaborasi dengan penegak hukum lainnya, untuk mengusut dugaan ini. Karena bisa jadi para pelaku tidak hanya menggunakan pola ini kepada KPK, tapi juga kepada lembaga penegak hukum lainnya,” ujar Sahroni.

Sahroni menambahkan, dukungan ini ia berikan sebagai bentuk komitmen guna mewujudkan mekanisme pemberantasan korupsi yang efisien, transparan, dan tegas.

“Karena kalau pemberantasan dan pencegahan korupsi kita mau naik kelas, yang seperti ini memang harus disikat terlebih dahulu,” tandas Sahroni.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengungkap alasan mengapa pihaknya kini jarang melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Dikatakan Alex, kini pelaku korupsi sudah banyak belajar untuk menghindari OTT KPK

Salah satu caranya dengan meminimalisasi komunikasi lewat ponsel. 

Hal ini disampaikan Alex termasuk menjawab pertanyaan warga masyarakat soal semakin banyaknya seminar-seminar yang dilakukan KPK tetapi kegiatan OTT minim. 

"Kalau OTT sebetulnya saya sampaikan orang makin lama makin belajar bagaimana KPK melakukan OTT," ucap Alex dalam agenda 'Diskusi Publik Pemberantasan Korupsi: Refleksi dan Harapan' di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2024). 

Alex bercerita soal penyadapan. Meskipun kini OTT terhitung sedikit dibanding tahun sebelumnya, Alex memastikan tidak sedikit pihaknya melakukan penyadapan kepada ratusan nomor telepon.

Baca juga: Alexander Marwata Ungkap Alasan KPK Sepi OTT

Hanya saja, seiring waktu berjalan, menurut Alex, para pelaku korupsi mulai pintar menggunakan handphone. 

"Saya sampaikan tadi di forum ini kan, tidak kurang banyaknya dengan periode-periode sebelumnya nomor HP yang disadap sampai sekarang ini, ratusan, ratusan, mungkin bagian tapping kita, bagian penyadapan kita enggak tidur," kata Alex. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas