Kala Kapolri Tetap Terapkan Contraflow Pasca Kecelakaan Maut Tol Japek, Pakar Sebut Berbahaya
Pakar sudah mengingatkan bahwa contraflow adalah rekayasa lalulintas paling berbahaya. Namun Kapolri memutuskan untuk tetap menerapkannya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
Tak hanya itu, pengemudi di jalur tersebut bakal memacu kecepatannya hingga menyebabkan kondisi psikisnya tidak siap dan menaikan risiko kecelakaan.
"Orang yang memakai jalur contraflow juga sama situasinya. Bahkan dalam kondisi itu, kita gampang terlena, padahal sedang berada di situasi yang sangat membahayakan," kata Jusri.
Jusri menambahkan saat berada di jalur contraflow, maka tidak ada ruang buat mengamankan diri.
Adapun sisi kiri jalan bertemu dengan tembok, sedangkan kanan ada mobil dari arah yang berlawanan.
Sehingga, faktor kondisi jalan seperti ini juga semakin membuat pengemudi dalam keadaan berbahaya.
Senada, pakar transportasi Universitas Indonesia (UI), Ellen Tangkudung, juga menganggap keamanan pengemudi saat skema contraflow diterapkan menjadi rendah.
Ellen menilai penerapan contraflow hanya bisa diterapkan untuk mengurai kemacetan di dalam kota.
Baca juga: Kapolri Sebut Contraflow Tetap Dibutuhkan saat Mudik Lebaran, Meski Picu Kecelakaan di Tol Cikampek
Menurutnya, skema tersebut tidak bisa diterapkan di jalan tol atau jalan antar provinsi.
"Contraflow kan harusnya cuma ada di dalam kota. Kalau sudah di luar kota dan jalurnya panjang, maka memang itu safet-nya sangat rendah," tuturnya di program Breaking News Kompas TV.
Ellen mengatakan bukti bahwa skema contraflow rendah ketika diterapkan di jalan tol adalah kecelakaan maut di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin pagi kemarin.
Pasca-insiden kecelakaan maut tersebut, dia pun berharap tidak perlunya lagi penerapan contraflow dan diganti menjadi penerapan jalan satu arah atau one way.
"Oleh karena itu saya mengharapkan tidak ada lagi contraflow. Lebih baik satu arah. Kalau satu arah kan sepenuhnya menggunakan arah yang sama," ujarnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com)