Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Konflik Iran-Israel bagi Ekonomi Indonesia, BBM Bakal Naik?
Jokowi mengumpulkan para menterinya bahas dampak konflik Iran vs Israel terhadap perekonomian Indonesia, BBM bakal naik? ini kata Menko Perekonomian.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menterinya untuk membahas dampak konflik Iran vs Israel terhadap perekonomian Indonesia.
Sejumlah menteri ikut dalam rapat tersebut di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
"Pak Presiden bahas terkait dengan apa yang terjadi dengan Timur Tengah, terutama terkait Iran Israel," kata Airlangga usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/4) kemarin.
Airlangga mengatakan ada beberapa hal yang dibahas dalam rapat terbatas itu, termasuk lonjakan harga minyak dunia akibat konflik tersebut.
"Dari sisi perekonomian kita melihat tentu ada lonjakan harga minyak imbas serangan Israel ke Iran di Kedutaan Damaskus, dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan Iran," tutur Airlangga.
Selain itu kata dia, ada juga dampak kenaikan harga logistik yang perlu diantisipasi. Ia menjelaskan operasional pengiriman barang di Selat Hormuz dan Laut Merah berpotensi besar terdampak konflik.
"Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena Selat Hormuz (ada) 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah 27 ribu. Dan peningkatan freight cost menjadi salah satu yang harus dimitigasi," jelas Airlangga.
Kemudian, dampak pada sektor perdagangan riil juga menjadi perhatian pemerintah.
Pasalnya, dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga produksi dinilai dapat membuat harga barang-barang yang diimpor melonjak.
Sementara dampak positifnya, harga produk-produk yang diekspor dari dalam negeri juga bisa melonjak.
"Sektor riil dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan ini salah satu yang dilihat dan tentu sangat berpengaruh terhadap impor dan efek eksportir mendapatkan devisa lebih banyak. Tentu plus minus harus diperhatikan," lanjutnya.
Baca juga: Video Iran Bersumpah Luncurkan 1.000 Rudal Balistik Jika Israel Balas Serangan
Ia mengatakan konflik yang terjadi di Timur Tengah membuat banyak investor yang mulai mencari instrumen safe haven, mulai dari emas hingga menyimpan dolar AS.
Hal ini yang membuat nilai tukar rupiah bisa melemah. Airlangga menyebut pelemahan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) memang sudah terjadi, namun nilainya masih belum signifikan dibandingkan banyak negara.
Sayangnya, ia tak memaparkan datanya sebagai perbandingan. Namun, ia memastikan pemerintah akan melakukan beberapa kebijakan antisipatif, antara lain menjaga bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dan memonitor kenaikan harga logistik dan minyak bumi.