Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Konflik Iran-Israel bagi Ekonomi Indonesia, BBM Bakal Naik?
Jokowi mengumpulkan para menterinya bahas dampak konflik Iran vs Israel terhadap perekonomian Indonesia, BBM bakal naik? ini kata Menko Perekonomian.
Editor: Theresia Felisiani
"Pemerintah juga akan terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi investor dan juga memperkuat daya saing dan juga menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Kepastian-kepastian ini harus dijaga," tegasnya. "Tentu nanti berbagai skenario sudah dibahas, tentunya menjaga agar defisit berada di rentang yang diperbolehkan UU," lanjut Airlangga.
Airlangga juga memastikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik hingga Juni mendatang meskipun harga minyak dunia terancam melesat imbas perang Iran-Israel yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
"Terkait kenaikan subsidi, tentu kita monitor di harga minyak berapa dan kita terus melakukan exercise dan menjaga agar resource yang ada bisa dimanfaatkan," katanya. "Tapi, sampai Juni tidak naik (harga BBM), itu sudah statement pemerintah," tambahnya.
Airlangga mengatakan pemerintah akan memonitor terus dampak perang Iran-Israel terhadap ekonomi dalam negeri dalam satu hingga dua bulan ke depan. Monitor terutama dilakukan terhadap efeknya terhadap besaran anggaran subsidi. "Kita akan lihat satu dua bulan seperti apa, kalau tidak ada eskalasi (perang yang memburuk), kita berharap harga minyak bisa flatten, tetapi kalau ada eskalasi tentu berbeda," ucap Airlangga.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa upaya diplomatik perlu terus dilakukan semua pihak termasuk Indonesia untuk meredam terjadinya eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Menurut Retno meningkatnya konflik Iran-Israel tidak akan membawa manfaat apapun.
"Terkait dengan masalah geopolitik, pertama kita khawatir melihat perkembangan situasi di Timur Tengah, dan kita yakin bahwa eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapapun. Oleh karena itu upaya diplomatik perlu dilakukan oleh semua pihak termasuk oleh Indonesia," kata Retno usai rapat intern di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (16/4).
Pihaknya kata Retno telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri sejumlah negara membahas serangan Iran ke Israel. Di antaranya yakni dengan Iran, Arab Saudi, Yordania, Mesir, UEA, Uni Eropa, Jerman, dan Belanda.
"Dan juga dengan Wamenlu AS. Tadi pagi Wamenlu AS menelepon saya dan kita melakukan berdiskusi mengenai situasi perkembangan di Timur Tengah," katanya.
Dalam komunikasi tersebut pemerintah Indonesia meminta adanya self restraint dan de-eskalasi kepada negara-negara yang berkonflik. Pemerintah Indonesia juga meminta negara lain untuk menggunakan pengaruhnya meredam ketegangan tersebut. Upaya Indonesia tersebut kata Menlu telah dilaporkan kepada Presiden Jokowi.
"Jadi komunikasi antara para Menlu terus dilakukan sekali lagi agar pihak-pihak terkait menahan diri dan tidak terjadi eskalasi. Jadi itu yang kami sampaikan kepada bapak presiden," katanya.
Presiden Jokowi, kata Retno, meminta kepadanya agar terus melakukan upaya diplomatik agar konflik Iran-Israel tidak terus meningkat. Presiden meminta Kemenlu, untuk berdiplomasi agar negara negara yang terlibat konflik bisa menahan diri. "Karena eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapapun," katanya.
Baca juga: Menlu Retno Ungkap 2 Pesan Jokowi soal Konflik Iran-Israel, Minta Upaya Diplomatik Terus Dilakukan
Retno mengatakan saat ini banyak negara telah menghitung potensi dampak yang ditimbulkan apabila Iran dan Israel saling berbalas serangan. "Baik harga minyak, harga kebutuhan yang lain, maupun nilai tukar dolar dan sebagainya sebagaimana yang kita lakukan pagi ini dan rapat dipimpin oleh bapak presiden dan juga bapak wakil presiden," ujarnya.
Eskalasi antara Iran dan Israel meningkat setelah Iran meluncurkan 300 rudal dan drone ke Israel pada Sabtu (13/4). Iran menyebut tindakan ini sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap konsuler kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, dua pekan lalu. Insiden itu menewaskan dua komandan tinggi Garda Revolusi Iran (militer Iran).
Efek serangan Iran menyebabkan kerusakan ringan karena sebagian besar drone dan rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dengan bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Yordania. Serangan udara Iran ke Israel juga membuat sejumlah negara di kawasan Timur Tengah segera menutup ruang udara mereka.
Serangan Iran ke Israel ini terjadi kala Tel Aviv juga masih melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023 lalu. Agresi Israel telah menewaskan 33.797 warga Palestina dan melukai lebih dari 70 ribu orang lainnya.(tribun network/fik/nts/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.