Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berani Kritik Pemerintahan Jokowi, Pakar Hukum: Kita Mestinya Lebih Takut Demokrasi yang Pincang

Bagi Feri Amsari, yang penting menyelamatkan demokrasi dari kerusakan dan kepincangan seperti yang kemungkinan terjadi di pemerintah berikutnya

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Berani Kritik Pemerintahan Jokowi, Pakar Hukum: Kita Mestinya Lebih Takut Demokrasi yang Pincang
Foto: Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi resmikan pembangunan irigasi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari kerap mengkritik kebijakan pemerintah atau manuver yang dilakukan oleh elite politik negeri.

Tak terkecuali dengan apa yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas indikasi dugaan kecurangan di Pilpres 2024.

Feri mengaku dirinya punya banyak ketakutan.

Tapi lebih penting kata dia, menyelamatkan demokrasi dari ambang kerusakan dan kepincangan seperti yang kemungkinan terjadi di masa pemerintahan berikutnya.

Dia lebih khawatir dengan nasib anak-anaknya kelak jika harus hidup di tengah demokrasi yang sudah rusak.

“Badan saya gede, banyak ketakutan saya. Tapi kita mestinya lebih takut dengan demokrasi yang rusak dan pincang. Saya berpikir anak saya akan bisa apa kalau demokrasinya rusak,” kata Feri dalam wawancara khusus dengan Tribun Network, di Studio Tribun Network, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024).

BERITA REKOMENDASI

“Anak saya bisa berprestasi seperti apa. Apakah anak saya bisa diberikan kesempatan yang sama untuk jadi calon wakil presiden kalau bapaknya bukan presiden,” lanjut dia.

Feri kemudian mencontohkan kepincangan demokrasi dalam pelaksanaan Pilpres 2024, di mana seorang anak presiden bisa punya jalan yang mulus menjadi wakil presiden.

Pertarungan Pilpres 2024 juga dinilai tidak adil karena salah satu kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden, dibeking oleh presiden yang sedang menjabat.

Sehingga dirinya tidak bisa membayangkan mungkinkah di tengah demokrasi yang tidak fair seperti ini, seorang anak yang miskin dan berasal dari keluarga kampung bisa berjuang serta punya kesempatan yang sama dalam pertarungan politik kelak.

Baca juga: Raja Antoni: Hanya di Era Jokowi Sertifikasi Tanah Wakaf Mencapai 21.462 Bidang Pertahun

“ni sepertinya bukan soal berani atau takut. Ini soal kita mau berpihak kepada yang mana kalau saya belajar konstitusi ceritanya berbeda dengan apa yang terjadi,” ungkap dia.

Ia menyampaikan sikap yang dipegangnya saat ini bukan karena berani, tapi terpaksa melawan demi mewujudkan demokrasi yang adil dan memberikan kesempatan bagi semua.

“Jadi lebih kepada terpaksa saja karena kalau lawan orang-orangnya Pak Jokowi di sekelilingnya saya juga takut. Sampai hari ini saya tidak dapat mendefinisikan berani atau tidak,” pungkas Feri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas