Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Tujuan Terkait

Kemenag Minta Penyuluh Agama dan Penghulu Bantu Penurunan Stunting hingga Pengentasan Kemiskinan

Kemenag meyakini, penyuluh agama dapat memberikan dampak positif mengatasi masalah stunting, kemiskinan, dan lingkungan

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Kemenag Minta Penyuluh Agama dan Penghulu Bantu Penurunan Stunting hingga Pengentasan Kemiskinan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kepada seorang balita pada acara penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Dalam rangkaian kegiatan HARPELNAS (Hari Pelanggan Nasional) 2023, Asuransi Astra memberikan penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif kepada Kader Posyandu dan para orang tua serta pemeriksaan kesehatan balita dan remaja putri yang diwujudkan dalam menghadirkan Garda M-Klinik dan kegiatan ini juga merupakan dukungan Asuransi Astra atas arahan pemerintah dalam mencapai target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi meminta penyuluh agama penghulu membantu empat program prioritas Pemerintah.

Empat program itu, adalah penurunan stunting, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan.

"Penyuluh agama, termasuk juga penghulu, memiliki peran penting dalam mencapai tujuan-tujuan strategis ini. Mereka memiliki akses langsung ke masyarakat dan dapat memberikan pemahaman melalui pesan-pesan agama untuk melaksanakan program prioritas tersebut," kata Zayadi melalui keterangan tertulis, Jumat (19/4/2024).

Zayadi mengungkapkan Kemenag telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas No. 2 tahun 2024 tentang Pelaksanaan Tugas Penyuluh Agama dan Penghulu dalam Melaksanakan Program Prioritas Pemerintah.

Dirinya memberikan dukungan maksimal khususnya kepada penyuluh agama di seluruh Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 50.000 orang.

“Saudara-saudara penyuluh agama selama ini tidak hanya melakukan tugas bimbingan dan penyuluhan bidang keagamaan semata, melainkan juga bertugas di bidang sosial dan ekonomi kemasyarakatan,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

Pihaknya meyakini, penyuluh agama dapat memberikan dampak positif dalam mengatasi masalah aktual masyarakat terutama perihal stunting, kemiskinan, dan lingkungan. Mereka dapat mengoptimalkan beberapa metode ceramah, dialog, pendampingan, hingga pemberdayaan.

"Kami akan terus memberikan penguatan kapasitas kepada penyuluh agama untuk memastikan mereka siap secara kompeten dalam melaksanakan program-program prioritas pemerintah," katanya.

Langkah-langkah konkret, kata Zayadi, akan segera diimplementasikan untuk memastikan bahwa penyuluh agama dapat berperan secara efektif dalam melaksanakan program prioritas pemerintah.

“Hal ini termasuk pengembangan materi penyuluhan, pelatihan khusus, pertukaran informasi terkait program-program prioritas tersebut, dan pemantauan terhadap pelaksanaan di lapangan,” ujarnya.

Baca juga: Kemenag Libatkan 9 Ribu Penghulu dan 50 Ribu Penyuluh Agama Sukseskan Program Penurunan Stunting

Menurut Zayadi, para penyuluh agama dapat bekerja sama dan berkolaborasi erat dengan lembaga filantropi, pakar kesehatan, praktisi ekonomi, elemen masyarakat lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih efektif.

“Melalui dukungan penuh dari Menteri Agama sebagai Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Agama, semoga upaya-upaya kolaborasi tersebut dapat mempercepat kemajuan dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta pelestarian lingkungan,” pungkasnya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas