Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Ditetapkannya Hari Kartini yang Diperingati Setiap Tanggal 21 April

Peringatan Hati Kartini jatuh pada Minggu (21/4/2024), inilah sejarah singkat ditetapkannya peringatan Hari Kartini 21 April.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
zoom-in Sejarah Ditetapkannya Hari Kartini yang Diperingati Setiap Tanggal 21 April
Kominfo
Hari Kartini 2024 - Peringatan Hati Kartini jatuh pada Minggu (21/4/2024), inilah sejarah singkat ditetapkannya peringatan Hari Kartini 21 April. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah sejarah singkat ditetapkannya peringatan Hari Kartini 21 April.

Pada tahun ini, peringatan Hati Kartini jatuh pada Minggu (21/4/2024).

Raden Ajeng Kartini atau dikenal sebagai RA Kartini merupakan tokoh pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita.

RA Kartini juga dikenal sebagai wanita yang mempelopori kesetaraan derajat antara wanita dan pria di Indonesia.

RA Kartini memiliki nama lengkap Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat.

Beliau lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah.

Dikutip dari Kemdikbud, ia lahir di tengah keluarga bangsawan dari seorang ayah yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, putra dari Pangeran Ario Tjondronegoro IV, yang menjabat sebagai Bupati Jepara.

Berita Rekomendasi

Sementara ibunya bernama M.A. Ngasirah yang merupakan anak seorang kiai atau guru agama di Telukawur, Jepara.

Lantas, bagaimana sejarah singkat ditetapkannya peringatan Hari Kartini?

Sejarah Ditetapkannya Hari Kartini 21 April

Wafatnya RA Kartini tidak serta-merta mengakhiri perjuangan RA Kartini semasa hidupnya.

Baca juga: 50 Link Twibbon Hari Kartini 2024, Beserta Cara Membuatnya dan Cocok Dibagikan di Media Sosial

Seorang temannya di Belanda, Mr. J.H. Abendanon, yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, mengumpulkan surat-surat yang dulu pernah dikirimkan oleh Kartini kepada teman-temannya di Eropa.

Abendon kemudian membukukan seluruh surat itu dan diberi nama Door Duisternis tot Licht yang jika diartikan secara harfiah berarti Dari Kegelapan Menuju Cahaya.

Buku tersebut diterbitkan pada 1911 dan cetakan terakhir ditambahkan surat "baru" dari Kartini.

Namun, pemikiran-pemikiran Kartini dalam surat-suratnya tidak pernah bisa dibaca oleh beberapa orang pribumi yang tidak dapat berbahasa Belanda.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas