Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Kompolnas Minta Kematian Brigadir RAT Diusut Secara Transparan
Ada ketidaksesuaian keterangan antara pihak kepolisian dan keluarga terkait kematian Brigadir RAT, Kompolnas pun minta kasus ini diusut transparan.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Yusuf juga meminta dugaan kematian Brigadir RAT yang mengarah ke bunuh diri mesti dapat dipastikan kembali.
Pihak keluarga, jelasnya, harus bisa mendapatkan penjelasan yang baik terkait kematian pria yang biasa dipanggil Ali ini.
"Dugaan bunuh diri tersebut harus bisa dipastikan benar atau tidak."
"Kompolnas sendiri langkah awal tentunya meminta klarifikasi, termasuk terkait tugas almarhum. Kita minta pihak keluarga dapat diberikan penjelasan secara baik," terangnya.
Sebagai informasi, Brigadir RAT diduga tewas karena bunuh diri.
Jasadnya ditemukan di dalam sebuah mobil Alphard dengan luka tembak bagian kepala.
Dan di lokasi kejadian ditemukan sepucuk senjata yang diduga milik korban.
Jenis senjata itu ialah Merk HS-9, Nomor H258799, Kaliber 9,9 mm, berlaku tanggal 01 Juli 2023 s/d 02 Juli 2024 yang ditandatangani Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto Sirait.
Senjata itu ditemukan di kolong kursi supir, tepatnya di kaki kanan Ali.
Brigadir RAT Pernah Mengeluh
Novita juga mengungkapkan Brigadir RAT pernah mengeluh soal pekerjaan kepadanya.
Menurutnya, sang suami sempat mengaku tidak nyaman dengan pekerjaannya.
"Pernah lewat telepon almarhum bilang sudah tidak nyaman lagi kerja di situ, saya juga tidak tau maksudnya apa," kata Novita, Minggu (28/4/2024), dikutip dari TribunManado.com.
Brigadir RAT, sambungnya, juga sering mengeluh ingin balik ke kampung halamannya.
Namun, keinginan Brigadir RAT untuk pulang urung terlaksana hingga ajalnya menjemput.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.