Jokowi Ikut Partai Apa Setelah Bukan Kader PDIP? Projo Beri 'Clue', Golkar Siap Gelar Karpet Merah
Masa depan politik Jokowi menjadi tanda tanya setelah PDIP menyatakan sang presiden bukan lagi kader mereka.
Editor: Malvyandie Haryadi
Hasto bahkan menganalogikan Gibran seperti sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerang Tol Halim Utama.
Politikus PDIP itu menilai keduanya sama-sama belum cukup usia dalam menjalani masalah yang ada.
Hasto menilai usia Gibran belum mencukupi untuk menjalan persoalan yang kompleks tersebut. Menurutnya, sesuatu yang tidak ideal hanya akan menciptakan kerusakan.
"Kemudian di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi," ucapnya
Golkar buka pintu untuk Jokowi
Di tengah serangan PDIP ke Jokowi, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham menyatakan, pihaknya akan memberikan posisi terhormat untuk Jokowi jika benar bergabung dengan partai berlogo pohon beringin tersebut.
Kata Idrus, posisi yang akan diberikan untuk Jokowi nantinya bisa saja menjadi Ketua Umum atau beberapa posisi jabatan lainnya di pucuk pimpinan partai.
"Ya posisi terhormat misalkan ketua umum, posisi terhormat ada ketua dewan pembina, dan disamping itu masih ada lagi ketua dewan penasehat, ada lagi ketua dewan kehormatan, dan lain-lain sebagainya.
Tetapi yang lebih operasional itu adalah ketum dan ketua dewan pembina," kata Idrus saat ditemui awak media di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Lebih lanjut kata dia, perihal posisi Jokowi nantinya itu bisa dengan mudah dibahas oleh para elite Golkar.
Terpenting kata Idrus, setiap elite partai di Golkar nantinya bisa membagi posisi dan kekuatan masing-masing.
"Ya ini nanti gitu loh, jadi nanti atur-aturan. Saya punya pikiran bahwa ujung-ujungnya nanti kan ada power sharing semua ini," kata dia.
"Pak Airlangga bagaimana, pak Bahlil bagaimana, pak Bambang (Soesatyo) bagaimana, lain-lain bagaimana, lalu pak Jokowi nanti ada dimana, pak ARB (Aburizal Bakrie) bagaimana, pak Akbar Tanjung bagaimana, pak Luhut bagaimana. Ini kan semua bisa dibicarakan sebagai keluarga besar," tutur dia.
Meski demikian, mantan Menteri Sosial RI itu menyebut kalau Golkar merupakan partai yang terbuka untuk siapapun bergabung.