Pesan dan Harapan Prabowo agar Buruh Bisa Rasakan Indonesia Emas
Selain memberikan ucapan, Prabowo juga turut mendoakan agar seluruh pekerja termasuk buruh dapat semakin erat bersatu dan sejahtera.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI 2024-2029 terpilih, Prabowo Subianto turut ucapkan peringatan Hari Buruh Sedunia yang jatuh tepat pada hari ini, Rabu (1/5/2024).
Selain memberikan ucapan, Prabowo juga turut mendoakan agar seluruh pekerja termasuk buruh dapat semakin erat bersatu dan sejahtera.
"Saya Prabowo Subianto mengucapkan selamat Hari Buruh nasional, 1 Mei 2024. Semoga seluruh pekerja di Indonesia dan keluarga besar buruh semakin maju, semakin sejahtera, semakin kompak bersatu untuk bersama-sama berjuang menuju Indonesia emas," ujar Prabowo dalam keterangannya melalui video yang diterima, Rabu.
Prabowo lantas mengajak seluruh rakyat termasuk buruh untuk turut serta membangun masa depan gemilang.
Semangat tersebut penting karena menurut dia agar upaya mewujudkan Indonesia emas bisa turut dirasakan oleh para buruh hingga generasi penerus.
"Mari kita bangun masa depan yang lebih baik untuk seluruh warga negara Indonesia, semua pekerja, semua buruh dan keluarganya agar anak-anak dan cucu-cucu kita mengalami Indonesia emas yang lebih hebat lagi," tukas Prabowo.
Buruh akan Gelar Aksi May Day
Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI Said Iqbal menerangkan dua tuntutan utama buruh terhadap pemerintah pada aksi May Day 2024.
Tuntutan tersebut yakni Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja dan Hapus OutSourcing Tolak Upah Murah.
Dikatakan Iqbal aksi May Day 2024 dilaksanakan di Jakarta, Bandung, Serang, Surabaya, Semarang, Batam, Makassar, Banjarmasin, Ternate hingga Mimika.
Sementara itu buruh yang melakukan aksi mencapai 200.000 tersebar di seluruh Indonesia.
"Ada dua tuntutan utama yang diserukan oleh peserta May Day 2024 di seluruh Indonesia, yaitu: Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja dan HOSTUM; Hapus OutSourcing Tolak Upah Murah," kata Said Iqbal kepada Tribunnews.com Rabu (1/5/2024).
Said Iqbal menerangkan setidaknya ada sembilan alasan mengapa buruh menolak aturan tersebut. Dikatakannya karena upah minimum yang kembali pada konsep upah murah.