Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Jemaah Haji dan Cara Mencegahnya 

Pada saat menjalankan ibadah haji, para jamaah harus betul-betul memerhatikan kondisi fisik. Sebab cuaca di Tanah Suci dan di Tanah Air berbeda.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Jemaah Haji dan Cara Mencegahnya 
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Para calon jemaah haji menyimak materi terkait sanksi atau denda yang harus dibayar saat seseorang menunaikan ibadah haji karena beberapa sebab (Dam) yang disampaikan oleh Ketua Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) Jawa Barat, Sunija pada acara Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota Bandung Tahun 2024 di Masjid Pusdai Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/4/2024). Kegiatan yang diselenggarakan Kantor Kementerian Agama Kota Bandung ini bertujuan memberikan pemahaman dan pembekalan kepada calon jemaah haji tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang sesuai dengan tuntunan agama, serta pembekalan kesiapan fisik dan mental yang diperlukan agar dapat mengikuti dan melaksanakan ibadah haji dengan baik. Sementara itu, pada musim haji tahun 2024 ini, sebanyak 2.517 calon jemaah haji asal Kota Bandung akan diberangkatkan ke Tanah Suci dengan jadwal keberangkatan 11-13 Mei 2024 dalam tujuh kloter melalui Asrama Haji Bekasi berangkat di Bandara Soekarno Hatta dan Asrama Haji Indramayu berangkat di Bandara Kertajati. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak terasa sebentar lagi musim ibadah haji akan tiba.

Pada saat menjalankan ibadah haji, para jamaah harus betul-betul memerhatikan kondisi fisik. 

Karena, proses ibadah dijalani jamaah memakan waktu yang panjang. Belum lagi perbedaan iklim yang dirasakan jamaah asal Indonesia. 

Menurut Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, dr Ngabila Salama ada dua potensi gangguan kesehatan yang sering dialami jamaah haji. 

Pertama, aktivitas ibadah yang panjang dan memerlukan fisik rentan membuat jamaah menjadi kelelahan sampai kurang gula (hipoglikemia).

Terkait hal ini, Ia pun mengimbau masyarakat untuk selalu membawa kurma dan permen kemana pun berada. 

BERITA REKOMENDASI

Gula pada kurma mudah dicerna cepat untuk meningkatkan kadar gula darah. 

Baca juga: Kemenag Terbitkan Edaran Terkait Mekanisme Pemberangkatan dan Kedatangan Jemaah Haji Tahun 2024

"Jangan memaksakan diri atau memforsir kegiatan, konsultasikan ke pembimbing ibadah dan petugas disesuaikan dengan kondisi fisik terakhir," ungkap Ngabila pada keterangannnya, Jumat (3/5/2025). 

Persiapkan kondisi prima untuk puncak haji denga tidur cukup, minimal 6-7 jam per hari.

Periksakan kesehatan secara rutin khususnya untuk jamaah risiko tinggi setiap hari. 

Gangguan kesehatan kedua adalah dehidrasi dan heat stroke. 


Cuaca panas di jazirah Arab membuat jamaah Indonesia rentan alami dehidrasi sampai serangan panas heat stroke.

Oleh karena itu, cegah dehidrasi dengan selalu membawa oralit, pastikan minum 1 gelas b200 cc per jam.

Selain itu, jamaah diimbau untuk konsumsi cairan, jangan minum saat haus saja. 

Perbanyak makan sayur dan buah, hindari soda dan minuman berkafein. 

"Basahi tenggorokan jika kering, hindari mandi atau mencuci muka dengan air hangat, pakai alat pelindung diri seperti topi, payung, kacamata hitam, masker dan lainnya," pungkasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas