Mendikbudristek Nadiem Makarim Akui Penerapan Merdeka Belajar Buat Guru Bingung
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan perjalanan dalam penerapan membutuhkan perjuangan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan perjalanan dalam penerapan membutuhkan perjuangan.
Nadiem mengakui perubahan yang terjadi karena penerapan Merdeka Belajar membuat guru bingung.
"Saya paham bahwa di tahun-tahun awal Merdeka Belajar, Ibu Bapak guru merasa bingung dengan perubahan yang terjadi," ujar Nadiem pada perayaan Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2024 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Dirinya menyontohkan kebijakan Merdeka Belajar seperti Ujian Nasional yang berganti dengan Asesmen Nasional. Lalu RPP yang cukup hanya satu halaman.
"Kemudian Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan yang tidak pernah dimiliki guru sebelumnya untuk berkreativitas di dalam kelas," kata Nadiem.
Perubahan, kata Nadiem, juga terjadi pada pendidikan vokasi dan perguruan tinggi.
Baca juga: Biaya UKT Mahal hingga Viral Demo Unsoed, Nadiem Makarim: KIP Kuliah jadi Solusi Terbaik
Kerja sama yang semakin erat antara sekolah dan perguruan tinggi vokasi dengan industri, menurut Nadiem, telah melahirkan semakin banyak inovasi.
"Para dosen, kepala jurusan, dekan, dan rektor, mencari cara untuk bisa memberikan hak kepada mahasiswa belajar di luar kampus. Sekarang, perguruan tinggi semakin terpacu dan berlomba-lomba untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran dan mengadakan program Kampus Merdeka Mandiri," ucap Nadiem.
Baca juga: Hardiknas 2024: Mendikbud Nadiem Pamit dan Titip Lanjutkan Merdeka Belajar
Acara ini juga dihadiri oleh MenPAN-RB Azwar Anas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wamenag, Saiful Rahmat Dasuki.
Lalu hadir pula Sekjen Kemendikbud Suharti,istri Nadiem Makarim, Franka Makarim, serta sejumlah istri para Menteri yang tergabung dalam OASE KIM.
Acara ini dimeriahkan oleh Putri Ariani, Tulus, Nassar, dan dipandu oleh Hesti Purwadinata, dan Ananda Omesh.