Mantan Bupati Sebut Kabupaten Tabalong Siap Menjadi Daerah Penyangga IKN
Pemerintah hingga saat ini masih terus fokus terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah hingga saat ini masih terus fokus terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Tentunya hal ini menjadi fokus bagi wilayah perbatasan, mengingat banyak dampak positif yang akan dirasakan.
Adapun salah satunya adalah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, yang menjadi perbatasan langsung dengan IKN.
Baca juga: Jumlah Formasi CPNS dan PPPK yang Ditempatkan di IKN, Seleksi CASN Dibuka antara Juni dan Juli 2024
Tak heran, kawasan yang merupakan perlintasan jalan nasional (Kalsel, Kalteng dan Kaltim) ini disebut-sebut sebagai daerah segitiga emas sekaligus daerah penyangga IKN.
Bahkan di tahun 2023, Kabupaten Tabalong memastikan sebagai lumbung dan etalase pangan di Kalimantan Selatan.
Hal ini ditandai dengan resminya daerah yang sempat dipimpin oleh Bupati Anang Syakhfiani menjadi penghasil sekaligus pengirim produk hortikultura ke IKN.
Tak hanya itu, Tabalong juga menjadi urutan ketiga dari 13 kabupaten / kota se Kalimantan Selatan, terkait indeks pembangunan sumber daya manusia.
"Jadi memang, sebagai indikator angka harapan hidup masyarakat Tabalong dari tahun 2014 sejak saya menjadi Bupati terus meningkat hingga tahun 2022 itu
mencapai angka 74,29 tahun, dan di tahun 2023 mencapai 74,62 tahun menurut BPS (Badan Pusat Statistik-red), begitu juga dengan angka rata-rata Pertumbuhan Ekonomi 5,3 persen Pasca Covid-19," kata mantan Bupati Tabalong Anang Syakhfiani, Sabtu (4/5/2024).
Anang Syakhfiani menjelaskan, bahwa Kabupaten Tabalong mengalami peningkatan ekonomi sebesar 5,3 persen pasca covid-19 di tahun 2022 lalu.
"Saat itu, kami mengeluarkan program Inovasi Kanda Tani, di mana program ini untuk meningkatkan pendapatan petani. Jadi, perusahaan umum daerah melalui gabungan kelompok tani melakukan pembelian beras atau padi dari petani dengan harga lebih mahal dan lebih tinggi dari harga Bulog."
"Kemudian Perumda menjual ke Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial setempat dengan harga yang murah, nah beras inilah yang kemudian dibagikan ke masyarakat kurang mampu yang terdampak covid-19 ," ungkap Anang.
Diakuinya, tentunya tak mudah bagi kepala daerah saat itu untuk melakukan manuver dalam rangka perubahan ekonomi, terlebih pandemi covid-19 banyak menghantam sektor ekonomi, terutama masyarakat menengah ke bawah.
"Saya memang meminta kepada seluruh jajaran di Kabupaten Tabalong agar betul-betul serius dalam menangani permasalahan ekonomi pasca pandemi karena memang masyarakat betul-betul terpukul."
"Alhamdulillah, program kami yang kedua yakni 'Lentera Kerang Emas' berjalan dengan baik. Saat itu kami meminta kepada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bekerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat Tabalong Bersinar, menyalurkan kredit bagi mereka yang kepepet karena harus membayar tagihan rentenir. Kami yakin Tabalong siap menjadi daerah penopang IKN," pungkasnya.