Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Sujiwo Tejo, Seniman yang Terseret Kasus SYL usai Lukisannya Dibeli Rp 200 Juta

Berikut profil dari Sujiwo Tejo yang namanya terseret dalam kasus korupsi SYL setelah lukisannya dibeli Rp 200 juta oleh mantan Mentan.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Profil Sujiwo Tejo, Seniman yang Terseret Kasus SYL usai Lukisannya Dibeli Rp 200 Juta
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Budayawan dan seniman, Sujiwo Tejo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). Dalam deklarasinya, Sujiwo Tejo menyampaikan perkembangan budaya di era modern. Berikut profil dari Sujiwo Tejo yang namanya terseret dalam kasus korupsi SYL setelah lukisannya dibeli Rp 200 juta oleh mantan Mentan. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM - Nama seniman, Sujiwo Tedjo, terseret dalam kasus gratifikasi dan pemerasan dengan terdakwa mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo atau SYL.

Adapun namanya disebut oleh salah satu saksi yaitu Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Pimpinan Kementan, Raden Kiky Mulya Putra, dalam sidang lanjutan yang digelar pada Senin (6/5/2024), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.

Awalnya, Kiky ditanya oleh jaksa KPK terkait adanya pembelian lukisan.

"Apakah saksi juga pernah melakukan pembayaran lukisan?" tanya jaksa KPK kepada Kiky.

Lantas, Kiky menjawab bahwa lukisan yang dimaksud adalah karya dari Sujiwo Tejo.

"Lukisan dari Pak Sujiwo Tejo," tuturnya.

Selanjutnya, dia menuturkan bahwa memperoleh arahan dari dua saksi lain yang turut dihadirkan dalam sidang yaitu Kepala Bagian Rumah Tangga, Arief Sopian dan Plt Kabiro Umum Kementan, Zulkifli untuk membeli lukisan Sujiwo Tejo pada Agustus 2022 lalu.

Berita Rekomendasi

Adapun permintaan pembelian lukisan tersebut berasal dari perintah SYL lewat Zulkifli.

Namun, Kiky mengaku saat itu tidak memiliki uang Rp 200 juta untuk kebutuhan pembelian lukisan tersebut.

“Karena diminta uang sebanyak itu, lalu saya tetap diminta untuk bayar hari itu juga, saya minta bantuan ke Pak Nasir vendor kementerian di Biro Umum,” terang Kiky.

Dia mengungkapkan Nasir mengirimkan uang sebesar Rp 130 juta ke Kiky dengan status pinjaman.

Baca juga: 4 Hal Baru Terungkap di Persidangan Menteri SYL: Tip untuk Ajudan Jokowi hingga Lukisan Sujiwo Tejo

Sementara, uang sisanya diperolehnya dari kas pejabat eselon I Kementan yang ditarik secara paksa.

Setelah terkumpul, Kiky langsung mengirimkan uang tersebut ke Sujiwo Tejo dengan metode transfer.

"Jadi totalnya Rp 200 juta saya langsung transfer ke orangnya Sujiwo Tejo," jelasnya.

Kemudian, jaksa kembali bertanya terkait keberadaan lukisan karya Sujiwo Tejo itu.

Namun, Kiky mengaku belum pernah melihat lukisan tersebut.

Jaksa pun kembali menggali informasi lagi dari Kiky apakah dirinya mengetahui bahwa lukisan tersebut berada di rumah pribadi SYL atau Gedung Kementan.

Kiky pun menduga lukisan tersebut berada di Kantor NasDem.

“Yang saya dengar itu di kantor NasDem katanya, Pak. Cuma saya enggak paham itu, Pak,” tutur Kiky.

Profil Sujiwo Tejo

Seniman Agus Hadi Sudjiwo atau lebih di kenal dengan Sujiwo Tejo meluncurkan buku NGAWUR KARENA BENAR di Galeri Cipta II, TIM Jl. cikini raya No 73 jakarta pusat. Rabu (14/03/2012). Ngawur karena benar adalah jurus terakhir ketika sudah mentok pada jurus-jurus yang konon sistematis, santun dan berbudi pekerti, imbuh mantan wartawan Kompas. (TRIBUN JAKARTA/JEprima)
Seniman Agus Hadi Sudjiwo atau lebih di kenal dengan Sujiwo Tejo meluncurkan buku NGAWUR KARENA BENAR di Galeri Cipta II, TIM Jl. cikini raya No 73 jakarta pusat. Rabu (14/03/2012). Ngawur karena benar adalah jurus terakhir ketika sudah mentok pada jurus-jurus yang konon sistematis, santun dan berbudi pekerti, imbuh mantan wartawan Kompas. (TRIBUN JAKARTA/JEprima) (TRIBUN JAKARTA/JEprima)

Agus Hadi Sudjiwo atau yang lebih dikenal dengan nama Sujiwo Tejo lahir di Jember, Jawa Timur, pada 31 Agustus 1962.

Namun, masa kecilnya lebih banyak dihabiskan di Situbondo.

Dikutip dari Tribunnewswiki, darah seni Sujiwo Tejo sudah mengalir sejak kecil ketika dirinya sudah belajar mendalang bersama sang ayah Soetedjo.

Meski memiliki bakat seni, Sujiwo Tejo justru menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1981.

Hanya saja, pendidikannya tidak selesai dan di-drop out oleh pihak kampus pada 1988.

Banting setir, Sujiwo Tejo pun pernah berkecimpung di dunia jurnalistik ketika menjadi wartawan Kompas selama delapan tahun.

Namun, darah seninya sudah mendarah daging dan justru hingga saat ini berkarier sebagai penulis, pelukis, hingga dalang.

Kariernya di dunia seni diawali ketika dirinya menjadi dalang dan menciptakan sendiri lakon-lakon wayang kulit dengan judul 'Semar Mesem' pada 1994.

Dua tahun berselang, dia memproduksi 13 episode 'Ramayana' di salah satu stasiun televisi nasional serta wayang acapella berjudul 'Shinta Obong' dan lakon 'Bisma Gugur'.

Pada 1999, kepedulian dan kecintaannya di dunia dalang membuatnya mendirikan jaringan dalang yang bertujuan menumbuhkan nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat.

Baca juga: Disinggung soal Saweran dari Eks Mentan SYL, Nayunda Nabila Enggan Komentar: Jangan Bikin Gaduh

Kariernya meroket ketika pada 2004, Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani.

Sujiwo Tejo pun turut merambah dunia tarik suara dengan menciptakan album pertamanya berjudul 'Pada Suatu Ketika'.

Bahkan video klip lagu 'Pada Suatu Ketika' meraih penghargaan video klip terbaik pada acara penghargaan Grand Final Video Musik Indonesia tahun 1999.

Setelah album 'Pada Suatu Ketika', Sujiwo Tejo juga mengeluarkan album 'Pada Sebuah Ranjang' (1999), 'Syair Dunia maya' (2005), dan 'Yaiyo' (2007).

Di bidang teater, Sujiwo Tejo pernah aktif mengajar teater di Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) sejak 1997 dan mulai memberikan workshop di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998.

Sujiwo Tejo juga menjajal dunia akting dan menjadi sutradara beberapa film Indonesia.

Debut film pertamanya adalah 'Telegram' di tahun 2001 arahan Slamet Rahardjo dengan lawan main Ayu Azhari.

Film-film bergengsi lain yang pernah dibintanginya adalah 'Janji Joni', 'Kafir', 'Detik Terakhir', 'Sang Pencerah', dan 'Tendangan dari Langit'.

Sebagian artikel telah tayang di Tribunnewswiki dengan judul "Sujiwo Tejo"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribunnewswiki/Amy Happy Setyawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas