Jubir Prabowo Sebut Dibentuknya Presidential Club untuk Hentikan Tradisi 'Cancel Culture', Apa Itu?
Jubir Prabowo menjelaskan bahwa pembentukan Presidential Club demi menghilangkan tradisi 'cancel culture'. Apa yang dimaksud?
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
Padahal di saat yang bersamaan, Megawati juga bakal maju dalam kontestasi Pilpres.
Sementara, hubungan Megawati dan Jokowi juga diduga retak pasca Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2024.
"Karena selama 2004 hingga 2024 ini, hubungan SBY pun sudah tidak pernah akrab (dengan Megawati). Bahkan terbaru, antara Megawati dan Jokowi juga bermasalah dan mungkin di situ positifnya," ujarnya.
Namun, Ujang menilai niat baik Prabowo untuk membentuk Presidential Club itu akan sia-sia ketika hubungan antara Mega dengan SBY dan Jokowi belum membaik.
Hal ini, sambungnya, justru akan membuat tidak ada diskusi yang terjadi di dalam Presidential Club itu sendiri.
"Negatifnya, ketika mereka itu saling tidak ketemu atau 'bermusuhan', maka dalam satu wadah itu tidak akan bertemu dan saling membelakangi satu sama lain."
"Karena dalam konteks hati mereka, kan sedang tidak harmonis dan bermasalah sejak dulu dan hingga saat ini," tuturnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Presidential Club
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.