Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kecelakaan di Subang, 11 Nyawa Melayang, Haruskah Study Tour Dilarang? Menteri Nadiem Belum Bersuara

Sejumlah pengamat minta Study Tour dievaluasi bahkan dilarang buntut kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana, Menteri Nadiem Makarim belum bersuara.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Kecelakaan di Subang, 11 Nyawa Melayang, Haruskah Study Tour Dilarang? Menteri Nadiem Belum Bersuara
Kolase Tribunnews/istimewa/HO
Kolase foto Study Tour berujung duka, bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Kota Depok kecelakaan terguling di Ciater Subang hingga tewaskan 11 orang dan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Sejumlah pengamat minta Study Tour dievaluasi bahkan dilarang buntut kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana, Menteri Nadiem Makarim belum bersuara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Study Tour berujung duka, bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Kota Depok kecelakaan terguling di Ciater Subang hingga tewaskan 11 orang.

Kini sejumlah pengamat menggaungkan agar Study Tout dievakuasi bahkan harus dilarang.

Sementara itu Mendikbudristek, Nadiem Makariem belum bersuara soal study tout berujung duka tersebut.

Hingga Minggu (12/5/2024) pagi, korban tewas akibat kecelakaan bus pariwisata Trans Putera Fajar berjumlah 11 orang.

Dari 11 korban tewas itu, lima di antaranya adalah perempuan dan sisanya 6 korban laki-laki.

Satu dari korban tewas diketahui adalah seorang guru, yakni Suprayogi, beralamat di Parung Bingung Rt. 05/03 Desa. Rangkapan Jayabaru Kecamatan Pancoran Mas, Kabupaten Depok, Jawa Barat.

Sementara itu sebanyak 15 korban mengalami luka berat dan 11 lainnya luka ringan.

Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok Kecelakaan, Pengamat: Study Tour Harus Dilarang

Berita Rekomendasi

Berkaca pada kasus kecelakaan bus pengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok, Pengamat pendidikan Ubaid Matraji mendorong agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengeluarkan kebijakan melarang sekolah menyelenggarakan kegiatan study tour.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) ini menuturkan, temuan di lapangan menunjukan bahwa study tour atau agenda sekolah yang lakukan di luar sekolah termasuk wisuda yang sifatnya memungut dana dari orang tua tidak memiliki hubungannya dengan peningkatan pendidikan.

"Itu kegiatan akal-akalan sekolah dan komite sekolah, yang kemudian dikait-kaitkan dengan kegiatan sekolah. Kenapa harus keluar sekolah, harus keluarkan dana, orang tua sampai berutang. Jadi sebenarnya wisuda, study tour itu tidak ada hubungannya sama pendidikan, sama pembelajaran," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (12/5/2024).

Menurut dia, banyak orang tua mengaku keberatan dengan dana kegiatan di luar sekolah misalkan study tour atau wisuda.

"Kemudian ada hal-hal yang tidak disangka kita ucapkan belasungkawa, tapi tolong dinas pendidikan melarang kegiatan yang tidak ada faedahnya itu," tegas dia.

Baca juga: Wali Murid SMK Lingga Kencana Depok Murka, Singgung Janji Manis Kepala Sekolah saat Rapat

Ubaid menyebut, study atau wisuda bukan kegiatan wajib sekolah yang berhubungan dengan kurikulum sekolah.

"Ini hanya program foya-foya dan tidak ada manfaatnya. Harus ada edaran dari Kemendikbud Ristek ke kepala dinas lalu ke sekolah agar melarang kegiata wisuda study tour yang memaksa dan mewajibkan itu," jelas Ubaid.

Setelah ada kebijakan tersebut diharapkan ada pengawasan ketat itu ke sekolah-sekolah.

Dalam tayangan televisi swasta, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Subang, Asep Setia Permana Asep yang berada di lokasi kejadian kecelakaan menyampaikan, kecelakaan bus dengan kendaraan lainnya terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

Dugaan awal dari peristiwa ini yaitu bus mengalami rem blong saat berada di jalanan turun.

Sopir bus kehilangan kendali dan akhirnya bus menaberak kendaraan lain dan terguling

"Bus akhirnya menabrak satu mobil pribadi dan beberapa motor, sebelum terguling," kata Asep.

Adapun data sementara 11 orang meninggal dunia dan 17 orang lainnya luka berat.

Pengamat Pendidikan: Kegiatan Study Tour Sering Beratkan Orang Tua Siswa

Bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan saat study tour di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024)

Akibatnya, 11 orang meninggal dunia dalam kejadiaan naas tersebut.

Pengamat pendidikan Ubaid Matraji meminta sekolah untuk menghapus semua kegiatan yang di luar sekolah apalagi yang memungut dana dari siswa.

Study tour atau wisuda misalnya, disebutnya tidak memiliki manfaat pada meningkatkan pendidikan dan pembelajaran.

"Intinya semua kegiatan sekolah harus berkontribusi dengan pembelajaran di sekolah.

Jangan membuat acara-acara yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan, dengan pembelajaran, justru memperberat orangtua," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (12/5/2024)

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) ini menuturkan, daripada menggelar kegiatan study tour atau wisuda dimana sering dikeluhkan memberatkan orang tua karena memungut biaya yang tidak sedikit, sekolah harusnya fokus untuk membina minat dan bakat anak semaksimal mungkin.

Mengembangkan karakter siswa dengan baik dan mempersiapkan para siswa agar jadi pribadi tangguh di tengah masyarakat.

"Jangan gelar acara foya-foya, tidak semua orang tua murid memiliki ekonomi yang bagus untuk membayar kegiatan itu. Apalagi saat siswa tidak ikut kegiatan ada diskriminasi yang dilakukan misalkan mengancam surat kelulusan tidak dikeluarkan atau bahkan menahan ijazah," terang Ubaid.

Baca juga: Duduk Dekat Sopir, Bu Guru Ceritakan Seketika Keceriaan Jadi Tegang, Murid Teriak Allahu Akbar 

Dengan demikian, ia mendorong agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengeluarkan kebijakan melarang sekolah menyelenggarakan kegiatan study tour.

"Itu kegiatan akal-akalan sekolah dan komite sekolah, yang kemudian dikait-kaitkmkan dengan kegiatan sekolah. Kenapa harus keluar sekolah, harus keluarkan dana, orang tua sampai berhutang. Jadi sebenarnya wisuda, study tour itu tidak ada hubungannya sama pendidikan, sama pembelajaran," kata dia.

"Kemudian ada hal-hal yang tidak disangka kita ucapkan belasungkawa, tapi tolong dinas pendidikan melarang kegiatan yang tidak ada faedahnya itu," tambah Ubaid.

Pengamat: Study Tour Sekolah Mesti Dievaluasi

Petaka maut study tour SMK Lingga Kencana Depok kini mendapat kecaman dari berbagai lapisan masyarakat karena menghilangkan belasan nyawa.

Banyak pihak mengecam bahwa kegiatan study tour harus dihentikan dari sekolah-sekolah di Indonesia lantaran dianggap berisiko, memberatkan, dan kurang bermanfaat.

Namun Executive Director Center for Education Regulations & Developent Analysis (CERDAS), Indra Charismiadji menilai bahwa kegiatan study tour tak dapat dilihat secara hitam-putih, alias sebatas benar dan salah.

"Kita enggak bisa ngelihatnya hanya hitam dan putih gitu, artinya ini boleh itu gak boleh, ini baik atau buruk. Tergantung dari desain awalnya gimana, apa yang mau dibuat," kata Indra saat dihubungi, Minggu (12/5/2024).

Di satu sisi, kegiatan tersebut memang berpotensi dimanfaatkan untuk menggali keuntungan komersial bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Oknum-oknum tersebut biasanya mengambil keuntungan dengan membebankan biaya mahal dalam kegiatannya.

"Ada yang memang untuk kepentingan oknum-oknum pejabat sekolah, kepentingan komersial, nyari duit. Kalau itu saya tolak," ujarnya.

Korban luka kecelakaan maut bus Putera Fajar mendapat perawatan di RSUD Subang, Jalan Brigjen Katamso, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Bus Putera Fajar nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang, sementara korban luka ringan dan berat sebanyak 32 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Korban luka kecelakaan maut bus Putera Fajar mendapat perawatan di RSUD Subang, Jalan Brigjen Katamso, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Bus Putera Fajar nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang, sementara korban luka ringan dan berat sebanyak 32 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Selain keuntungan pribadi bagi oknum-oknum, tak jarang praktik kegiatan seperti study tour dilakukan untuk menutupi anggaran sekolah yang kurang.

Hal itu layaknya tambal sulam anggaran untuk operasional sekolah.

Padahal, orang tua/ wali murid kerap diberatkan dengan harga kegiatan yang harus dibayarkan.

"Banyak sekarang sekolah, termasuk sekolah negeri, itu mengadakan study tour tujuannya adalah dari sisi komersial, buat cari duit. Dan itu sering memberatkan orang tua. Entah untuk nutupi angaran-anggaran yang enggak ketutup, banyak kegiatan yang enggak bisa dibayarkan," ujar Indra.

Jika kegiatan study tour dibuat dengan tujuan komersil seperti itu, maka jelas tidak dibenarkan.

Sebab sudah pasti pihak sekolah akan mencari harga vendor termurah untuk menunjang kegiatan tersebut.

Pada akhirnya, harga murah itu beriringan dengan risiko keselamatan yang mesti ditanggung.

"Bisa jadi kalau hubungannya dengan SMK ini (Lingga Kencana Depok) ya nyari kendaraan yang paling murah, yang kualitasnya dipertanyakan. Akhirnya kan dapat yang paling murah, tapi remnya blong, akhirnya nyawa hilang. Saya bukan menuduh, tapi itu kan salah satu hal yang mungkin terjadi," katanya.

Meski demikian, hal itu tak lantas membuat study tour harus sepenuhnya ditiadakan.

Menurut Indra, tetap ada sisi positif yang dapat diambil dari kegiatan study tour.

Satu di antaranya, dapat membuka wawasan siswa/ siswi lebih baik.

"Misalnya selama ini mereka hanya tinggal di lingkungan kumuh di Jakarta atau di Jabodetabek. Terus akan ada sebuah kenangan yang indah kalau dia bisa lihat tempat tempat wisata dan lain sebagainya. Itu cara pandang yang positif," katanya.

Namun untuk mencapai tujuan positif itu, tentu perencanaan hingga eksekusinya mesti dilakukan dengan baik.

Indra pun mengambil contoh dari pelaksanaan study tour rutin yang diselenggaran sekolah-sekolah di negara selain Indonesia.

Katanya, kegiatan study tour atau sejenisnya, memiliki anggaran tersendiri dari pemerintah mereka.

Dengan demikian, orang tua/ wali murid tak terbebani dan pihak sekolah tidak mengambil keuntungan dari kegiatan study tour.

"Bahkan sekolah sekolah di amerika juga memiliki program inti, program yang rutin karena untuk membuka wawasan anak-anak ya. Tapi ya anggarannya juga makanya jelas. Termasuk kalau itu sekolah negeri, disediakan oleh pemerintah anggarannya. Jadi bukan terus rakyat suruh bayar, apalagi ngambil keuntungan dari situ," ujar Indra.

Korban luka kecelakaan maut bus Putera Fajar mendapat perawatan di RSUD Subang, Jalan Brigjen Katamso, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Bus Putera Fajar nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang, sementara korban luka ringan dan berat sebanyak 32 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Korban luka kecelakaan maut bus Putera Fajar mendapat perawatan di RSUD Subang, Jalan Brigjen Katamso, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Bus Putera Fajar nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang, sementara korban luka ringan dan berat sebanyak 32 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Untuk itulah, ke depannya kegiatan study tour oleh sekolah-sekolah di Indonesia mesti dievaluasi, mulai dari desain atau perencanaan hingga pelaksanannya.

Evaluasi itu dimaksudkan untuk meminimalisir resiko dan beban orang tua, serta agar tujuan positif dari study tour sendiri tercapai

Pemerintah pun yang dalam hal ini diwakili Kementerian Pendidikan didorong untuk berbenah dari sisi regulasi.

"Kita kan juga harus meningkatkan pelayanan bagaimana nyawa manusia itu juga dihargai. Itu kan salah satu bagaimana regulasi juga mendorong keselamatan rakyat, di mana pemerintah berperan," kata Indra.


Data Korban Meninggal Dunia 11 Orang

1. Sdr. SUPRAYOGI, Jakarta 14 Juni 1961, laki-laki, swasta, guru, alamat: Parung Bingung Rt. 05/03 ds. Rangkapan jayabaru Kec. Pancoran mas Kab. Depok Jawa Barat.

2. Sdri. INTAN RAHMAWATI, Depok 04 Oktober 2005, perempuan, pelajar, alamat : Patrungbingung Rt.01/10 kel. Rangkapanjayabaru kec. Pancoranmas, Depok Jawa Barat

3. Sdr. RAKA, 21th, laki-laki, pelajar/mahasiswa, alamat: Kp. Majasari Rt.07/03 ds. Majasari kec. Cibogo kab. Subang Jawa Barat.

4. Sdri. DESI YULIANTI, Depok 31 Juli 2005, perempuan, pelajar, alamat: Rawadenok Rt.02/12 kel. Rangkapanjayabaru Kec. Pancoranmas Kab. Depok Jawa Barat.

5. Sdr. ROBIATUL ADAWIYAH, Depok 15 Februari 2005, perempuan, pelajar, alamat: Parungbingung Rt.02/03 kel. Rangkapanjayabaru kec. Pancoranmas Kota Depok Jawa Barat.

6. Sdri. ADE NABILA ANGRAINI, Depok 13 Januari 2004, perempuan, pelajar, alamat: Jl. 3 Putra Rt.03/04 ds. Meruyung kec. Limo Kota Depok Jawa Barat.

7. Sdr. MAHESYA PUTRA, Depok 14 mei 2005, laki-laki, pelajar, alamat: Parungbingung Rt.01/10 kel. Rangkapanjayabaru kec. Pancoranmas Kota Depok Jawa Barat.

8. Sdr. TIARA, 18th, perempuan, pelajar, alamat: Grogol Rt.02/01 kel. Grogol kec. Limo Kota Depok Jawa Barat.

9. Sdr. AHMAD FAUZI, 19th, laki-laki, pelajar, Alamat dalam lidik

10. Sdri. INTAN FAUZIAH, 19t, perempuan, pelajar, alamat: : Parungbingung Rt.07/13 kel. Rangkapanjayabaru kec. Pancoranmas Kota Depok Jawa Barat.

11. Sdr. DIMAS, 17th, laki-laki, Pelajar, (Alamat masih lidik)

Sementara itu jumlah korban luka berat akibat kecelakaan ini sebanyak 17 orang.

Keluarga berdoa di depan makam korban kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang usai dimakamkan di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024).  Sebanyak 11 orang yakni 10 siswa SMK Lingga Kencana Depok dan satu pengendara sepeda motor meninggal dunia akibat kecelakaan bus pariwisata di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Keluarga berdoa di depan makam korban kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang usai dimakamkan di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Sebanyak 11 orang yakni 10 siswa SMK Lingga Kencana Depok dan satu pengendara sepeda motor meninggal dunia akibat kecelakaan bus pariwisata di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)


Data Korban Luka Berat 17 Orang

1. Nama : META, Perempuan, 18 th, Pelajar, Alamat : Meruyung Kec. Limo

2. Nama : FAUZIAH, Perempuan, 18 th, Pelajar, Alamat : Jl. Raden Sukarma Rt/Rw 07/13, Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran Mas Kab. Depok

3. Nama : AHMAD FAUZI, Laki-laki, 18 th, Pelajar, Alamat : Rawadenok Rt/Rw 06/02, Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

4. Nama : JULIAN, Laki-laki, 17 th, Pelajar, Alamat : Rawadenok Rt/Rw 02/12, Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran Mas Kab. Depok

5. Nama : DEVI LESTARI, Perempuan, 18 th, Pelajar, Alamat : Kp. Kupu Rt/Rw 06/02, Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran Mas Kab. Depok

6. Nama : DEWA DANDU DILATA, Laki-laki, 18 th, Pelajar, Alamat : Kp. Kulo Rt/Rw, Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran Mas Kab. Depok

7. Nama : TRIANA WIHARTANTI, Perempuan, 18 th, Pelajar, Alamat : Kp. Sawangan Baru Rt/Rw 01/06, Kel. Sawangan Kec. Sawangan Kab. Depok

8. Nama : NOVIA ANISA FITRI, Perempuan, 18 th, Pelajar, Alamat : Jl. Jengki II Rt/Rw 07/01, Kel. Limo Kec. Limo Kab. Depok

9. Nama : RINDU, Laki-laki, 18 th, Pelajar, Alamat : Kp. Grogol Rt/Rw 02/01, Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

10. Nama : ANINDIYA SITI FATIMAH, Perempuan, 17 th, Pelajar, Alamat : jl. Gg. Golf Rt/Rw 05/13 Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

11. Nama : TITIN ROHATI, Perempuan, 57 th, irt, Alamat : Kp. Parung Bingung Rt/Rw 05/03 Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

12. Nama : SUCI

13. Nama : SYAHRUL RAMADAN, 17 Tahun, Laki-laki, Pelajar, Alamat : Kp. Parung Bingung Rt. 03 Rw. 03 Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

14. Nama : RANI OKTAVIANI, 18 Tahun, Perempuan, Alamat : Jalan Pemuda Rt. 01/06 Kel. Sawangan Baru Kec. Sawangan Baru

15. Nama : ROBI KURNIAWAN, Laki-laki, 18 th, Pelajar, Alamat : Kp. Parung Bingung Rt. 01/09 Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

16. Nama : MUHAMAD DZIKRI, Laki-laki, 17 th, Pelajar Alamat : Jl Duren Rt/Rw 02/09 Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

17. Nama : MUHAMAD FAHMI FAHREZA, 18 Tahun, Pelajar, Alamat : Jalan Duren I Rt. 02/09 Kel. Rangakapan Jaya Baru Kec. Pancoran mas Kab. Depok

Korban luka kecelakaan maut bus Putera Fajar mendapat perawatan di RSUD Subang, Jalan Brigjen Katamso, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Bus Putera Fajar nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang, sementara korban luka ringan dan berat sebanyak 32 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Korban luka kecelakaan maut bus Putera Fajar mendapat perawatan di RSUD Subang, Jalan Brigjen Katamso, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Bus Putera Fajar nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang, sementara korban luka ringan dan berat sebanyak 32 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Bus Bawa 40 Penumpang

Sementara itu Kasatlantas Polres Subang, AKP Undang Syarif mengatakan, kecelakaan ini terjadi pukul 18.48 WIB.

Bus saat itu membawa sekitar 40 penumpang.

"Bus dari arah Lembang menuju ke Subang. Lalu, ketika di Jalan Ciater, bus pun oleng ke kanan dan menabrak kendaraan roda empat, lalu menabrak pula kendaraan roda dua di jalur berlawanan, serta ketika melaju ke jalur kanan menabrak kendaraan bermotor roda dua yang sedang berhenti di bahu jalan," kata Undang dikutip dari TribunJabar.

Sampai malam ini, kata Undang, pihaknya masih melakukan identifikasi dan melakukan penanganan korban meninggal maupun luka-luka.

"Tadi, di TKP yang terhimpit atau tergencet ada empat orang dan kondisinya meninggal dunia di lokasi."

"Selanjutnya, kami pun evakuasi para korban ke fasilitas kesehatan terdekat, serta kami coba datangkan derek guna evakuasi bus agar jalur menjadi lancar," katanya.

Adapun penyebab kecelakaan ini, AKP Undang menyebut masih dalam tahap penyelidikan dan belum ada informasi.

"Mari kita doakan agar para korban mayoritas hanya alami luka ringan. Tadi, kondisi mobil yang ditabrak bus pun lumayan rusak."

"Tapi, alhamdulillah sopirnya hanya luka ringan, termasuk tadi yang roda dua dari arah berlawanan korbannya masih shock. Semoga tak terjadi hal tak diinginkan," sambungnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas