Pangkostrad Ungkap Makna 'Petarung Militan Penjaga Kedaulatan NKRI' di HUT Ke-63 Kostrad
Panglima Kostrad (PangKostrad), Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengungkapkan arti penting dari tema yang diusung dalam peringatan HUT ke-63 Kostrad
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) baru saja memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-63 pada 6 Maret 2024.
Adapun, tema yang diusung adalah 'Petarung Militan Penjaga Kedaulatan NKRI'.
Panglima Kostrad (PangKostrad), Letnan Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa mengungkapkan arti penting dari tema yang diusung dalam peringatan HUT ke-63 Kostrad.
Menurutnya, tema Petarung Militan Penjaga Kedaulatan NKRI menjadi refleksi, kajian, dan evaluasi sejauh mana Kostrad melakukan pengabdian bagi bangsa dan negara.
"Petarung itu ya berarti dia punya jiwa untuk fight gitu ya. Kemudian dia juga harus menyiapkan dirinya sebelum bertanding, kan petarung ini kan juga mentalnya harus ya, dan tidak ada kata lain, harus menang."
"Petarung itu kalau tampil harus menang. Harus menang. Walaupun mungkin ada hal-hal yang lainnya itu nanti sebab akibat lah," kata Saleh Mustafa saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Markas Besar Kostrad, Gambir, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Baca juga: HUT Ke-63 Kostrad: Wiranto, Panglima TNI, dan KSAD Potong Tumpeng
Mantan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih ini pun menambahkan, lewat kata Petarung, para prajurit Kostrad punya satu kebanggaan, merasa dihargai dan dihormati.
"Apa yang telah dia sumbangsihkan kepada bangsa dan negara, tenaga, pikiran, waktu yang dia korbankan, itu dia merasa dihargai. Dan itulah memang dia sadari bahwa itu tugasnya dia," ucapnya.
Lebih lanjut, Saleh menjelaskan selain jiwa petarung, prajurit Kostrad harus memiliki jiwa militansi yang kuat.
"Saya sampaikan kalau adalah petarung. Nah, militan di sini menegaskan kembali bahwa militansi ini kan selain petarung, itu kan harus ada jiwa-jiwa militansi. Seperti rela berkorban. Mungkin kalau dia ya, bilang lah, tentara wis kerjanya ini. Wis tentara kan manusia juga. Dia meninggalkan keluarganya, meninggalkan semua-semuanya," ucap Saleh.
Baca juga: HUT ke-63 KOSTRAD, Ini Sejarah Lahirnya Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat KOSTRAD
"Mungkin ada temannya yang korban. Tapi di situ dia tidak boleh menyerah. Dia harus berjalan terus. Karena apa yang dia lakukan itu dia yakini bahwa itu adalah pengatian terbaik bagi bangsa-bangsa. Itu adalah pilihan. Yang ingin jadi tentara, ya memang berkorban, pantang menyerah".
"Dan, sering saya katakan, willing sacrifice, never surrender, do the best. Nah, do the best itu bagian dari militan. Do the best tuh ya, militan ya. Lalu penjagaan karya tentu saja ya. Ya, itu adalah bagian tugas dan wajiban kita sebagai petarung," kata lulusan Akmil tahun 1991 ini.