EKSKLUSIF Pangkostrad Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa: Militer Seperti Tim Sepakbola
Prinsip itu yang selalu dipegang Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Editor: Malvyandie Haryadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prajurit militer bak kesebelasan sepakbola yang memerlukan kekompakan di setiap penugasan.
Prinsip itu yang selalu dipegang Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Bahkan Saleh mengaku dulu pernah mengikuti seleksi masuk tim sepakbola.
“Jaman dulu waktu SD, SMP ikut seleksi tim sepak bola di Persiter (Ternate) tapi Persiter itu persatuan sepak bola termasuk waktu itu juara Suratinberkembang ke sini ya saya merasa bahwa olahraga bola ini cocok untuk di militer,” ungkapnya saat wawancara di kantor Makostrad, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Baginya, olahraga sepakbola tidak individual dia timbal kemudian untuk meraih kemenangan harus membangun kerjasama.
“Bukan individual skillnya yang ditunjukkan lihat aja Messi jika dia bermain di semua Barcelona dia merasa bahwa dia one man show dia ingin membuktikan bahwa dia bukan one man show dia adalah playmaker orang yang selalu memberikan terciptanya suatu kemenangan,” tambahnya.
Sampai akhirnya Messi memilih bergabung klub MLS Miami.
Ternyata di Miami, Messi membangun filosofi bahwa kehebatan satu orang itu bukan karrna komandannya tapi Anda pun punya kehebatan.
Pangkostrad Saleh mengidolakan Barcelona klub di Spanyol, Manchester City di Inggris.
Namun di dunia sepakbola dirinya kini menjabat penasihat Malut United.
Lanjut wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Pangkostrad Letjen Muhammad Saleh Mustafa:
Pak, saya denga juga tadi kan juga sudah sebutkan penggemar berat olahraga termasuk pegila bola betul kan? Bagaimana Pak ceritanya bisa menyukai olahraga sepak bola sama jogging?
Saya dulu pernah ikut seleksi jaman-jaman dulu waktu SD, SMP ikut seleksi tim sepak bola di Persiter tapi Persiter itu persatuan sepak bola termasuk waktu itu juara Suratin kembang-berkembang ke sini ya saya merasa bahwa olahraga bola ini cocok untuk di militer.
Kenapa cocoknya? karena dia tidak individual dia timbal kemudian untuk meraih kemenangan dia harus membangun kerjasama bukan individual skillnya yang ditunjukkan.
Anda kan tahu, lihat aja Messi jika dia bermain di semua laga Barcelona dia tidak merasa bahwa dia one man show. Dia ingin membuktikan bahwa dia bukan one man show dia adalah playmaker selalu memberikan terciptanya suatu kemenangan.
Kemudian masuklah dia ke Miami. Ternyata di Miami ini dia membangun, filosofi itu lah kehebatan satu orang itu bukan komandannya tapi Anda pun punya kehebatan.
Tapi ngomong-ngomong tim favorit Bapak ini siapa?
Saya Barcelona kalau di Inggris saya Manchester City kalau sekarang saya jadi penasihat Malut United.
Pak, kalau boleh cerita untuk menjaga stamina Bapak itu apa yang dilakukan hari-hari?
Setiap hari saya 5 km jalan lari, mungkin kalau sepeda saya ada 70-100 km, renang dulu hampir 5.000.
Jadi itu rutin Pak ya untuk menjaga?
Iya menjaga mungkin setiap minggu ada.
Menurut Bapak sebagai Panglima tantangan Kostrad ke depannya apa yang perlu dipersiapkan sekarang?
Tantangan ini kan dihadapkan dengan ancaman-ancaman ini bisa kita lihat dari dinamika geopolitik dan geostrategis yang ada baik dalam lingkup nasional regional maupun internasional saya melihat belajar dari pengalaman seperti yang di saat ini maka Kostrad harus melakukan satu transformasi harus adaptif dengan teknologi.
Kalau kita lihat drone itu merupakan salah satu alat yang sangat mematikannya sekarang, simple sederhana tepat dan maksimal sekarang kita saya melanjutkan juga kebijakan Bapak KSAD dan Bapak Panglima TNI bahwa prajurit kita harus budayakan dengan teknologi sederhananya kalau mungkin anaknya yang main drone. Bapaknya harus main juga lah.
Jadi harus melek teknologi ya Pak?
Drone kita kawinkan dengan taktik militer jadi bagaimana dia misalnya kalau dia patroli biar aman rutenya di surveillance dulu oleh drone atau bagaimana dia mau menembak mortir ke sasaran titik yang jauh yang susah kita menempatkan atau mengamat surveillance ya kita pakai drone survey pakai drone kita tembak.
Jadi sekarang memang dan saya lihat prajurit kita ya mereka diajak begitu ya namanya anak-anak gini ya anak-anak sekarang ini kan mereka tertantang juga jadi banyak inisiatif-inisiatif atau kreativitas dari prajurit kostrad saat ini yang dihadapkan dengan teknologi ini sudah mulai ada yang sudah mulai tinggal bagaimana yang kedepan kita tentunya memfasilitasi ini dalam pendidikan dalam kursus kemudian dalam latihan kemudian yang paling penting dalam organisasiz
Kita harus adaptif sehingga cepat kita harus berubah bagaimana pembagian tugas bagaimana tanggung jawabnya siapa yang memerankan ini itu yang memang perlu kita lakukan dengan segera untuk para Kostrad khususnya tapi juga kosrat kan punya armat punya kaveleri ya kan lengkap saya punya prajurit 35 ribu jadi punya punya meriam, punya astros punya startech dan senjata-senjata canggih.
Itu semua itu memang dikendalikan oleh prajurit dari level perwira pertama sampai dengan bintara tamtama nah mereka ini harus makanya bahasa juga kita harapkan bahasa inggris bahasa cina pun kita ke depan juga harus belajar. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.