Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Emak-emak Berdaster Orasi Peringati 26 Tahun Reformasi: Apakah Tidak Terketuk Hati Kalian?

Ketua Komunitas Emak-Emak Berdasater Vera Koto tampak berapi-api saat menyampaikan orasinya dalam aksi unjuk rasa peringatan 26 tahun reformasi

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Emak-emak Berdaster Orasi Peringati 26 Tahun Reformasi: Apakah Tidak Terketuk Hati Kalian?
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Ketua Komunitas Emak-Emak Berdasater Vera Koto saat menyampaikan orasinya dalam aksi unjuk rasa peringatan 26 tahun reformasi di kawasan Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Selasa (21/5/2024) sore. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komunitas Emak-Emak Berdasater Vera Koto tampak berapi-api saat menyampaikan orasinya dalam aksi unjuk rasa peringatan 26 tahun reformasi di kawasan Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2024) sore.

Mengenakan daster, ia berdiri di atas mobil komando dan berorasi menggunakan pengeras suara.

Dengan lantang ia menyuarakan aspirasinya tentang situasi saat ini setelah 26 tahun reformasi di Indonesia berlalu.

Dalam orasinya, ia mengkritik oligarki dan mafia yang ingin menghancurkan Republik Indonesia.

Selain itu, ia juga meminta perhatian kepada pejabat pemerintahan tentang situasi yang ada.

"Tolong, kita sedang tidak orkestra Bapak Ibu pejabat semua. Kita sedang menyuarakan, menjeritkan derita kami. Tolong Pak, tolong Bu, dengarkan suara kami," kata Vera.

Baca juga: Peringati 26 Tahun Reformasi, Demonstran Bentangkan Spanduk Bertuliskan Kritik Terhadap Jokowi

Berita Rekomendasi

"Saya ikut merasakan derita. Kalian pergi ke pinggiran sana. Kalian pergi ke pelosok Indonesia. Mereka sudah tidak sanggup beli beras. Apakah tidak terketuk hati kalian? Mobil yang kalian pakai, rumah yang kalian huni, adalah kita yang bayar," sambung dia.

Usai menyampaikan orasi, ia mengatakan pemerintah harus peka.

Kedatangannya dalam aksi tersebut, kata dia, mewakili rakyat yang mengalami kesusahan.

"Pemerintah harus peka. Kita bukan main-main. Kita di sini mewakili rakyat yang mulai susah. Susah mendapatkan makan yang bergizi, kehidupan yang layak. Harga listrik, pajak juga mahal," kata dia.

Baca juga: Mardani Ali Sera: Seharusnya Reformasi Birokrasi Itu Rumusnya Sederhana

Selain Vera, sejumlah orator lain juga menyampaikan kritiknya terkait kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, penculikam aktivis, hingga praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang masih terjadi.

Seorang orator juga terdengar mengajak para demonstran untuk membacakan doa dan Quran surat Al Fatihah bagi para pahlawan reformasi.

Massa aksi sebelumnya tiba di lokasi sekira pukul 15.30 WIB.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas