Rektor UGM Sampaikan Ucapan Selamat atas Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan Airlangga Hartarto
Dalam pidato penganugerahan, Airlangga Hartarto menyampaikan cetak biru perekonomian pemerintah Indonesia untuk dua dekade mendatang.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Nasional Gyeongsang (GNU), di Kota Jinju, Korea Selatan, Selasa (21/5/2024).
Pemberian gelar doktor kehormatan ini diberikan langsung oleh Rektor Prof. Kwon Soon-Ki atas upaya dan kontribusi Airlangga dalam mendorong kerja sama kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan pendidikan.
Baca juga: Menuju Indonesia Emas, UT Gelar Kembali Sidang Promosi Doktor
Atas penganugerahan gelar doktor kehormatan ini, Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, menyampaikan ucapan selamat kepada Menteri Airlangga beserta keluarga.
”Semoga dengan penganugerahan ini semakin meningkatkan pengabdian Bapak Airlangga dalam memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus,” katanya kepada wartawan, Rabu (22/5/2024).
Rektor mengatakan Airlangga Hartarto merupakan alumnus Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gadjah tahun 1987 dalam kapasitasnya sekarang ini sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI telah ikut memberikan kontribusi dalam menjaga perekonomian Indonesia tetap terjaga di tengah penurunan pertumbuhan ekonomi global pasca pandemi covid-19.
Baca juga: Pertahankan Disertasi Penanganan Covid-19 Operasi Aman Nusa II, Anggota Polri Raih Gelar Doktor
“Kita patut apresiasi bahwa Indonesia juga berhasil melewati kontraksi ekonomi yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19,” paparnya.
Dalam pidato penganugerahan, Airlangga Hartarto menyampaikan cetak biru perekonomian pemerintah Indonesia untuk dua dekade mendatang yang dikenal sebagai Visi Indonesia 2045.
Menurut Airlangga, Pemerintah RI menargetkan untuk memperluas ukuran perekonomian enam kali lipat dari PDB nominal saat.
“Pendapatan nasional per kapita akan mencapai USD30.000 pada tahun 2045, jauh di atas ambang batas minimum tingkat pendapatan negara maju,” ungkapnya.
Berdasarkan visi 2045 ini, Indonesia diharapkan berada dalam daftar lima negara dengan perekonomian terbesar di dunia dimana saat ini berada di peringkat ke-16.
Termasuk juga target-target lain dalam hal stabilitas harga, penciptaan kualitas lapangan kerja untuk mengatasi tingkat pengangguran, perluasan kelas menengah, pengurangan kemiskinan dan penciptaan rasa keadilan di antara lebih dari 300 juta penduduk pada tahun 2045.
Untuk mencapai Visi Indonesia 2045, Airlangga menegaskan perekonomian Indonesia perlu mencapai rata-rata pertumbuhan PDB riil tahunan sekitar 6-7 persen. Meski bukan tugas yang sangat mudah dalam mempertahankan pertumbuhan PDB tersebut, terutama di tengah tantangan global dan transformasi ekonomi struktural dalam negeri saat ini.
Namun Airlangga optimis dengan strategi pemerintah yang selalu berwawasan ke depan dengan ditopang lewat kebijakan diversifikasi struktur ekonomi, meningkatkan produktivitas, dan daya saing serta berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan hijau dan berkelanjutan.
"Kita tidak hanya perlu menjaga perekonomian kita dari ketidakpastian global, namun kita juga perlu mendorong transformasi cepat menuju ekosistem ekonomi hijau dan digital yang baru. Selain itu, kita juga menghadapi perubahan lanskap demografi dimana negara ini akan memasuki fase penuaan populasi,” ujarnya.