Pengacara Keluarga Vina Cirebon Ternyata Simpan Kisah Pilu, Suami Dibunuh, 7 Pelaku Belum Tertangkap
Pengacara keluarga Vina, Putri Maya Rumanti menceritakan itu dalam pertemuannya dengan Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Jakarta.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak banyak yang tahu jika ada kisah pilu lain di balik kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Siapa sangka jika pengacara kasus Vina merupakan korban kejahatan.
Ia adalah seorang istri yang suaminya meninggal dibunuh dan hingga kini sejumlah pelakunya masih belum ditangkap.
Pengacara keluarga Vina, Putri Maya Rumanti menceritakan itu dalam pertemuannya dengan Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Jakarta.
Kepada Dedi Mulyadi, Putri mengungkapkan bagaimana detik-detik suaminya meninggal dengan sejumlah luka benda tumpul dan tajam pada 2018.
Tragedi tewasnya suami Putri bernama Reki Nelson itu bermula dari anaknya yang menginformasikan gerai thai tea mereka di Perumahan Citra Garden, Bandar Lampung dimaling oleh sejumlah orang.
Reki yang sedang istirahat langsung bergegas, sementara Putri menunggu di rumah.
Karena lokasi terbilang ramai dan kondisi belum terlalu malam Reki pun pergi ke gerai bersama anaknya tanpa meminta pendampingan security. Sesampainya di sana ia melihat gerombolan anak muda melarikan diri.
“Ternyata di dalam ada yang sembunyi satu orang dan ditangkap. Almarhum (Reki) menginterogasi satu orang itu, sementara anak saya pergi memanggil security,” ujar Putri.
Tak berselang lama sang anak pun kembali bersama security. Namun saat itu ia mendapati ayahnya telah tergeletak dengan sejumlah luka di tubuhnya.
“Jadi ketika gerombolan itu kabur mereka pulang ke rumah dan memanggil preman-preman dewasa. Mereka kembali dan sampai pada akhirnya suami meninggal dunia luka-luka,” ucapnya.
Menurut Putri dari 2018 baru tiga orang yang telah ditangkap dan menjalani hukuman. Ia pun telah berusaha mengungkap dan mendorong agar para pelaku segera ditangkap.
“Yang masih belum tertangkap sekitar 6-7 orang,” ujarnya.
Berangkat dari kepedihan atas tewasnya sang suami itulah yang menjadi motivasi Putri untuk membantu keluarga Vina secara suka rela.
“Mengapa saya termotivasi mengungkap kasus vina, karena saya juga korban yang sama. Jadi saya tahu sekali bagaimana rasanya keluarga menanti keadilan,” katanya.
Kang Dedi Mulyadi berharap jajaran kepolisian bisa mengungkap kasus tewasnya suami Putri berbarengan dengan kasus pembunuhan yang menimpa Vina.
“Semoga kepolisian bisa segera mengungkap kasus Vina dan juga kasus pengacaranya (suami Putri). Sekarang masyarakat bukan hanya menanti DPO pembunuh Vina tapi seluruh pembunuh suami pengacara Vina juga,” kata Kang Dedi Mulyadi alias KDM.
Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Fakta baru terungkap setelah penangkapan Pegi alias Perong, salah satu buron kasus pembunuhan Vina Cirebon pada tahun 2016 lalu.
Pegi ini merupakan warga Desa Kepongpongan, Cirebon.
Rumah dari keluarga Pegi pun digeledah usai ia ditangkap di Bandung, Selasa (21/5/2024) kemarin.
Keluarga Pegi merupakan keluarga tak mampu dan sering dapatkan bantuan sosial.
Hal tersebut disampaikan oleh Kades Kepongpongan, Wawan Setyawan.
"Ya betul kemarin ada penggeledahan (oleh pihak kepolisian ke rumah Nenek Pegi), tapi kami tidak tahu (kedatangannya)."
"Tahu-tahu sudah terjadi keramaian, penggeledahan atas peristiwa tersebut (Vina dan Eki)," ujar Wawan saat ditemui di kantornya, Kamis (23/5/2024).
Ia mengungkapkan, bahwa keluarga Pegi, yang terdiri dari orang tua bernama Rudi dan Kartini, dikenal keluarga tak mampu dan sering menerima bantuan dari pemerintah desa.
"Kami melihat kondisi keluarga Pegi sekeluarga itu yang kami tahu orang kurang mampu."
"Makanya kami sempat memberikan bantuan program rutilahu sebanyak 2 kali, bantuan PKH dan bantuan lainnya, karena memang kondisinya semacam itu," ucapnya.
Meskipun Pegi tercatat sebagai warga Desa Kepongpongan, Wawan menambahkan, bahwa Pegi sendiri jarang dikenal oleh masyarakat setempat karena lebih sering berada di Kota Cirebon.
"Pegi tidak dikenal oleh masyarakat, karena yang bersangkutan tidak pernah hidup di Desa Kepongpongan, jadi di luar khususnya di Kota Cirebon, karena rumah Pegi juga berbatasan dengan wilayah kota," jelas dia.
Namun, yang membuat situasi menjadi lebih membingungkan adalah fakta bahwa di Desa Kepongpongan terdapat lima nama Pegi.
"Uniknya yang membuat kami bingung, di Desa Kepongpongan sendiri ada 5 nama Pegi."
"Sedangkan, Pegi yang kemarin ditangkap itu, kehidupan sehari-harinya di wilayah kota, jarang bergaul di desa."
"Jadi, Pegi yang ditangkap mah kurang dikenal oleh masyarakat, tapi Pegi lainnya dikenal karena sering bergaul," katanya.
Wawan juga menambahkan, bahwa masyarakat desa tidak menyangka dengan kabar penangkapan Pegi.
"Sebenarnya Allahuallam ya, kalau ditanya nyangka engga dengan kabar penangkapan Pegi," ujarnya.