Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemal Redindo Akui Siap Kembalikan Uang Hasil Korupsi SYL, KPK: Itu Tak Bisa Hapus Tindak Pidana

Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri menyebut kesiapan Anak SYL, Kemal Redindo untuk kembalikan uang korupsi tak akan hapus pidananya.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Kemal Redindo Akui Siap Kembalikan Uang Hasil Korupsi SYL, KPK: Itu Tak Bisa Hapus Tindak Pidana
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anak Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kemal Redindo dan Cucu SYL, Andi Tenri Bilang menjadi saksi dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (27/5/2024).?Sidang lanjutan mantan Menteri Pertanian tersebut beragendakan mendengarkan keterangan dari saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum yang diantaranya yaitu Istri SYL, Ayun Sri Harahap; Anak SYL, Kemal Redindo dan Cucu SYL Andi Tenri Bilang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN | Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri buka suara terkait pernyataan anak Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kemal Redindo Syahrul Putra yang menyebut siap mengembalikan uang hasil korupsi sang ayah. 

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri buka suara terkait pernyataan anak Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kemal Redindo Syahrul Putra yang menyebut siap mengembalikan uang hasil korupsi sang ayah.

Menurut Ali Fikri, pengembalian uang hasil korupsi tidak akan bisa menghapus tindak pidana bagi penerima uang tersebut.

"Secara norma hukumnya kan teman-teman tahu, ketika mengembalikan uang hasil korupsi misalnya."

"Atau berkaitan dengan keuangan negara kan tidak menghapus pidananya ya," kata Ali Fikri dilansir Kompas.com, Kamis (30/5/2024).

Lebih lanjut terkait peluang jerat pidana untuk Dindo dalam kasus dugaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) SYL ini, masih diperlukan kecukupan alat bukti.

Diketahui Ali Fikri sempat menyebut keluarga SYL bisa saja menjadi tersangka TPPU pasif, karena ikut menikmati uang hasil korupsi SYL.

Hal itu bisa dilakukan jika keluarga SYL mengetahui dan menyadari bahwa uang yang dinikmatinya adalah hasil korupsi.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Dindo bersama ibunya sekaligus istri SYL Ayun Sri Harahap, dan keponakannya Andi Tenri Bilang Radinsyah atau Bibie dihadirkan dalam sidang kasus dugaan gratifikasi dan TPPU SYL di Pengadilan Tipikor, Jakarta, pada Rabu (29/5/2024).

Kepada majelis hakim, Dindo mengaku mengembalikan uang yang ia nikmati dari Kementerian Pertanian (Kementan).

"Insya Allah," kata Dindo saat ditanya oleh Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh, apakah dirinya memiliki niat baik untuk mengembalikan uang tersebut dalam persidangan ayahnya, Rabu (29/5/2024).

Meski Dindo siap mengembalikan uang itu, Hakim Rianto menegaskan itu tidak bisa menggugurkan indikasi pidana SYL.

Baca juga: NasDem Sebut Putri SYL, Indira Chunda Thita Belum Aktif Jadi Anggota DPR RI

Pengembalian dana itu hanya bisa menjasi salah satu hal yang meringankan pidana.

"Pengembalian uang negara ke KPK tidak menggugurkan indikasi pidana dan itu hanya merupakan salah satu hal meringankan."

"Tapi jika ada niat baik, kan bagus. Sudah mengakui dan mengembalikan. Sebelum tuntutan dikembalikan," jelas Hakim Rianto.

Anak SYL Salahkan Pejabat Kementan karena Menawarinya Tiket saat akan Bepergian

Dalam sidang kasus SYL pada Senin (28/5/2024), Dindo memberi kesaksian bahwa dirinya dan keluarga terbiasa melapor ke pegawai Kementan jika ingin bepergian.

Dindo juga mengatakan, pegawai Kementan sering menawarkan kelas tiket lebih mahal untuk perjalanannya.

"Awalnya saudara membeli sendiri tiket perjalanan, tiba-tiba saudara ditawari siapa?," tanya majelis hakim kepada Dindo.

Dindo mengaku pertama kali ditawari tiket pesawat oleh Biro Umum Kementan.

Baca juga: Kala Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan, tapi Dukung Kegiatan NasDem Gunakan Uang Kementerian

Ia mengklaim, tawaran dari Kementan itu membuat dirinya dan keluarga terbiasa melapor jika akan bepergian.

"Dari Biro Umum, tapi saya lupa namanya. Waktu itu ada Maman mungkin ya, pada saat berganti Musyafak juga," ujar Dindo.

"Jadi saudara yang menawarkan diri untuk membeli atau mereka menawarkan kepada saudara?," tanya majelis hakim.

"Awalnya mereka yang menawarkan, jadi kebiasaan. Jadi kami setiap berangkat harus melapor ke mereka," jawab Dindo.

Mendengar pernyataan Dindo, hakim pun memberikan nasihat.

Baca juga: Momen Hakim Tegur Nayunda di Sidang SYL: Jangan Ketawa, Saudara Harus Tanggung Jawab Semua Itu

Menurut hakim, kebiasaan yang dimiliki keluarga Dindo adalah kebiasaan buruk.

"Tahu enggak saudara itu kebiasaan yang buruk?," tegur hakim.

"Iya, setelah itu kami tahu," balas Dindo.

"Kenapa saya bilang kebiasaan buruk? Karena enggak mungkin diambil dari uang pribadi mereka, pasti diambil dari uang kementerian. Uang kementerian kan uang negara," tegas hakim.

"Siap," jawab Dindo singkat.

Baca juga: Kronologi SYL Ajak Kenalan Nayunda hingga Bayari Cicilan Apartemen, Bantah Punya Kedekatan Khusus

Dalam persidangan itu, Dindo mengakui fasilitas dari Kementan telah dinikmati oleh keluarganya.

"Jadi Anda merasa aji mumpung?," tanya hakim.

"Kami tidak tahu, kami menerima saja," bantah Dindo.

"Dan menikmati?," timpal hakim.

"Iya, seperti itu," tukas Dindo.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Jayanti TriUtami)(Kompas.com/Talitha Yumnaa/Syakirun Ni'am)

Baca berita lainnya terkait Dugaan Korupsi di Kementerian Pertanian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas