Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ubah Aturan Usia Calon Kepala Daerah, Pengamat: MA Seharusnya Bekerja Sesuai Fungsinya

Jamil mengatakan, keputusan tersebut mengejutkan karena MA sudah bertindak layaknya pembuat aturan. 

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ubah Aturan Usia Calon Kepala Daerah, Pengamat: MA Seharusnya Bekerja Sesuai Fungsinya
https://www.mahkamahagung.go.id/
Mahkamah Agung RI. Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyoroti putusan Mahkamah Agung (MA) terkait aturan syarat batas minimal usia calon kepala daerah. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyoroti putusan Mahkamah Agung (MA) terkait aturan syarat batas minimal usia calon kepala daerah.

Melalui putusan tersebut, MA menetapkan aturan calon kepala daerah (gubernur dan wakil gubernur) bisa mendaftar dibawah usia 30 tahun asalkan saat pelantikan sudah memenuhi usia tersebut.

Baca juga: Berkaca Polemik Putusan MK di Pilpres, PDIP: Putusan MA Sama Parahnya, Rusak Tatanan Hukum

Jamil mengatakan, keputusan tersebut mengejutkan karena MA sudah bertindak layaknya pembuat aturan. 

"Padahal, MA bukanlah lembaga pembuat peraturan, tapi hanya memiliki hak uji materiil," ucap Jamil, dalam keterangannya, Jumat (31/5/2024).

Hak uji materiil adalah wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan di bawah undang-undang tentang suatu peraturan yang ditinjau dari isinya (materinya) dan bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi.

Baca juga: Bantah Ada Pesanan Istana, Partai Garuda Klaim Gugatan ke MA Demi Akomodir Anak Muda Maju Pilkada

Terkait hal itu, ia menuturkan, MA memang hanya memutus judicial review peraturan perundang-undangan dibawah UU. Sementara KPU berwenang membuat peraturan namun harus mendapat persetujuan DPR.

Berita Rekomendasi

Ia menyoroti, keputusan MA Nomor 23 P/HUM/2024 itu sama saja seperti yang dilakukan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait usia calon presiden dan wakil presiden. MK juga hanya memiliki hak uji materiil, bukan pembuat peraturan.

"Karena itu, sungguh ironi bila MA selain memutus kasus usia calon kepala daerah, juga sekaligus mengubah peraturan. Disini MA sudah berfungsi sebagai lembaga pembuat peraturan," kata Jamil.

Oleh sebab itu, menurutnya, MA seharusnya hanya memutuskan kasus itu sesuai fungsinya dan tidak boleh melaksanakan hal yang bukan fungsinya.

"Kalau hal seperti itu terus dilanjutkan, maka MA sudah melakukan disfungsional. Hal itu tentu berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan negara," jelas Jamil.

Sebagaimana diketahui, MA mengabulkan permohonan Partai Garuda terkait aturan syarat batas minimal usia calon kepala daerah.

Hal tersebut ditegaskan MA melalui Putusan Nomor 23 P/HUM/2024 yang diputus pada Rabu (29/5/2024).

"Mengabulkan permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon: Partai Garda Republik Indonesia (Partai Garuda)," demikian amar putusan tersebut sebagaimana tersedia di laman resmi MA.

Baca juga: Putusan MA Dianggap Demi Loloskan Kaesang Maju di Pilgub Jakarta 2024, Demokrat: Terlalu Prematur

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas