Megawati: Pancasila Lahir Tak Melalui Jalan Mudah, di Tengah Tekanan Kolonial
Seluruh pemikiran tokoh dunia dibumikan dalam problematika rakyat Indonesia, guna merumuskan ide dan imajinasi tentang Indonesia Raya.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, KABUPATEN ENDE - Presiden Kelima RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri mengatakan, bahwa peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilakukan di Ende, bisa dimaknai untuk lebih memahami lahirnya Pancasila.
Sebab, Megawati menyebut Pancasila lahir tidak melalui jalan mudah di tengah tekanan bangsa kolonial saat itu.
Hal itu disampaikan Megawati melalui amanatnya yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Baca juga: Peringati Hari Pancasila, Semua Elemen Diajak Untuk Tinggalkan Politik Identitas
“Peringatan hari lahirnya Pancasila yang kita lakukan di Ende ini tidak lain untuk lebih memahami, bahwa Pancasila lahir tidak melalui jalan mudah,” kata Megawati yang dibacakan Hasto.
Megawati mengatakan, bahwa di usia 16 tahun, Presiden Pertama RI Ir Soekarno atau Bung Karno, sudah bergulat dengan pemikiran para tokoh-tokoh dunia. Seperti Mahatma Gandi, Sun Yat Sen, Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, Kemal Ataturk, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Jean-Jacques Rousseau, Adler, Voltaire, Karl Marx, Friedrich Engels, Otto Bauer, Ernest Renan, hingga Mazzini dan Garibaldi.
“Seluruh pemikiran tokoh dunia itu dibumikan dalam problematika rakyat Indonesia, guna merumuskan ide dan imajinasi tentang Indonesia Raya,” ujarnya.
Megawati menambahkan, seluruh dialektika Bung Karno pun semakin matang, ketika bertemu dengan para tokoh pergerakan di Bandung.
“Di kota inilah Bung Karno merumuskan falsafah pembebasan dari sosok petani yang namanya Pak Marhaen. Dari perenungan ini, lahirlah asas perjuangan PNI, yakni Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokrasi,” sebutnya.
Dalam keseluruhan proses lahirnya Pancasila, kata Megawati, Ende memiliki peran penting karena di sinilah kontemplasi itu dilakukan.
“Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Bung Karno: Di Pulau Flores yang sepi dimana aku tidak memiliki kawan, aku menghabiskan waktu berjam-jam dibawah pohon Sukun dan pohon di halaman rumahku, merenungkan ilham yang diturunkan oleh Tuhan yang kemudian dikenal dengan nama Pancasila. Lima butir mutiara yang indah itu aku gali jauh ke dalam bumi karena tradisi-tradisi kami sendiri,” ungkap Megawati.
Dalam upacara itu, Pasangan Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md terlihat hadir di lokasi.
Lalu, hadir pula Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan, Komarudin Watubun dan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Andreas Pareira serta jajaran PDIP.
Penjabat (Pj) Gubernur NTT Ayodhya G.L Kalake memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai Inspektur Upacara.
Sedangkan, Komandan Upacara dipimpin oleh Kompol Ahmad yang juga Wakapolres Ende. Pembaca naskah Pancasila, Ketua DPRD NTT Emelia Julia Nomleni.
Sebagian besar peserta acara dari anak hingga siswa sekolah, terlihat hadir menggunakan pakaian adat khas Ende dan pakaian adat nusantara laiannya. Mereka terlihat menebar senyum dan begitu antusias untuk ikut upacara.
Unsur TNI-Polri juga terlihat mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila tahun 2024 ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.