Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Tegaskan Rencana Pengiriman Pasukan Ke Gaza untuk Operasi Kemanusiaan, Bukan Perdamaian

Dalam paparan yang ditampilkan Agus, dalam misi kemanusiaan tersebut ia telah menyiapkan dua Kapal Rumah Sakit TNI AL yakni KRI dr Radjiman Wedyodinin

Penulis: Gita Irawan
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Panglima TNI Tegaskan Rencana Pengiriman Pasukan Ke Gaza untuk Operasi Kemanusiaan, Bukan Perdamaian
Tribunnews.com/Gita Irawan
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat acara Silaturahmi dan Tukar Pikiran tentang perang TNI dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia di Gedung MUI Jakarta pada Jumat (14/6/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan rencana pengiriman pasukan ke Gaza Palestina yang mengemuka baru-baru ini bukanlah operasi pemeliharan perdamaian atau peace keeping.

Namun ia, menegaskan rencana pengiriman ke Gaza Palestina tersebut adalah operasi kemanusiaan atau humanitarian operation.

Hal itu disampaikannya saat acara Silaturahmi dan Tukar Pikiran tentang perang TNI dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia di Gedung MUI Jakarta pada Jumat (14/6/2024).

"Jadi, kita bukan peace keeping, bukan operasi perdamaian. (Tapi) humanitarian, humantarian operation. Jadi, operasi kemanusiaan," kata dia.

Baca juga: Indonesia akan Evakuasi 1.000 Warga Palestina Terluka, Sekolahkan 1000 Anak Palestina, Kata Prabowo

Dalam paparan yang ditampilkan Agus, dalam misi kemanusiaan tersebut ia telah menyiapkan dua Kapal Rumah Sakit TNI AL yakni KRI dr Radjiman Wedyodiningrat - 992 dan KRI dr Wahidin Sudirohusodo - 991.

Dua kapal rumah sakit tersebut nantinya akan membawa 163 personel ABK.

Berita Rekomendasi

Fasilitas yang ada pada dua KRI rumah sakit tersebut di antaranya satu ballroom, saru ruang VVIP, lima ruang VIP, dan 5 ruang VIP dua tempat tidur. 

Kapal rumah sakit tersebut mampu mengangkut 271 orang non ABK dan 160 pasien.

Di bagian geladak utama terdapat Unit Gawat Darurat yang mampu terdiri dari 6 tempat tidur dan satu tenda medis yang terdiri dari 40 tempat tidur.

Di geladak dua, terdapat ruang perawatan pria yang terdiri dari 45 tempat tidur, ruang perawatan wanita yang terdiri dari 45 tempat tidur, ruang isolasi pria yang terdiri dari dua tempat tidur, dan ruang isolasi wanita yang terdiri dari dua tempat tidur.

Baca juga: Hasil Penyelidikan PBB, Israel Bersalah atas Pemusnahan, Penyiksaan, dan Berbagai Kekerasan di Gaza

Dan di geladak tiga terdapat Unit Gawat Darurat yang terdiri dari 6 tempat tidur, ruang persiapan operasi yang terdiri dari empat tempat tidur, ruang pascaoperasi yang terdiri dari tiga tempat tidur, ruang ICU yang terdiri dari empat tempat tidur, dan ruang HCU yang terdiri dari tiga tempat tidur.

Selain itu, pada dua kapal rumah sakit tersebut akan disuagakan dua helikopter untuk evakuasi medis udara.

Dua helikopter itu yakni Helikopter Panther TNI AL dan Helikopter Dauphin TNI AU.

Selain itu, TNI juga menyiagakan satu pesawat Boeing 737 400 TNI AU, satu pesawat Hercules Tipe H TNI AU dan satu pesawat Super Hercules Tipe J TNI AU.

"Dan nanti pesawat ini yang akan membawa pasien ke Indonesia. Jadi ke sana bawa logistik dan pasukan, kemudian mengirim pasien yang ada di Gaza ke Indonesia. 1.000 pasien yang kita siapkan. Yang kita siapkan RSPAD dan RS Soedirman yang ada di Jakarta Selatan, rumah sakit Kemhan," kata Agus.

TNI juga menyiagakan rumah sakit lapangan dari Batalyon Kesehatan 1 Kostrad yang mampu merawat 100 pasien.

Selain itu, dalam misi kemanusiaan tersebut rencananya TNI juga akan membawa hampir 30 kendaraan pendukung.

"Kendaraan logistik, kendaraan sanitasi, ambulans, komob (komunikasi mobile). Ini kendaraannya kebutuhan untuk selama kita di Gaza," kata dia.

Kapal rumah sakit KRI dr. Suharso-990.
Kapal rumah sakit KRI dr. Suharso-990. (Dispenal)

Ia menegaskan dalam rencana misi kemanusiaan tersebut, TNI akan mengikuti mekanisme pengiriman dari PBB.

Baca juga: Bertemu Menlu dan Presiden Finlandia, Retno Marsudi Harap Pengakuan Negara Palestina Disegerakan

Agus mengatakan pengiriman pasukan tersebut akan dilakukan setelah ada perjanjian damai dari Israel dan Palestina.

"Yang diikuti oleh mandat atau resusi Dewan Keamanan PBB, persetujuan izin prinsip dari negara terkait, persetujuan tertulis keputusan politik pemerintah RI, dan dukungan anggaran untuk dukungan operasi dan dukungan logistik pelaksanaan operasi," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas