Kemenkominfo Ungkap Peretasan Pusat Data Nasional Mirip Serangan Siber yang Dialami BSI
Kemenkominfo mengungkap kasus peretasan Pusat Data Nasional (PDN) sementara mirip-mirip dengan serangan siber yang menyasar Bank Syariah Indonesia.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkap kasus peretasan Pusat Data Nasional (PDN) sementara mirip-mirip dengan serangan siber yang menyasar Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa waktu lalu.
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan mengatakan meski mirip, namun serangan siber di PDN sementara di Surabaya punya varian ransomware yang berbeda.
"Mirip tapi berbeda variannya. Tapi kita belum bisa menyatakan di sini karena hasil forensik belum selesai," ungkap Samuel dalam konferensi pers di Kantor Kemenkominfo, seperti ditayangkan Youtube Kominfo TV, Senin (24/6/2024).
Adapun serangan dan penyanderaan data yang dilakukan peretas kepada PDN sementara di Surabaya, memanfaatkan ransomware varian baru, hasil mutasi dari LockBit 3.0.
Saat ini hal yang masih dilakukan adalah proses investigasi digital forensik. Terkait kendala, lantaran ini merupakan ransomware varian baru, maka Kemenkominfo juga berkoordinasi dengan berbagai organisasi baik dalam dan luar negeri perihal penanganan serangan siber tersebut.
Kepala BSSN Hinsa Siburian menekankan bahwa peretasan ini menyasar pusat data sementara.
Sebab PDN masih dalam proses pembangunan. Pusat data sementara dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan bisnis maupun pemerintahan seraya menunggu PDN rampung.
Adapun dalam kasus ini, peretasan terjadi di pusat data sementara yang terletak di Surabaya. BSSN pun langsung menerjunkan tim siaga ke Surabaya.
"Begitu ada kejadian kita berkoordinasi dan pada tanggal 20 tim siaga BSSN yang ada di Ragunan langsung kita berangkatkan ke Surabaya," ungkap Hinsa.
Direktur Network dan IT Solution Telkom Group, Herlan Wijanarko mengungkap peretas yang menyandera data meminta tebusan 8 juta dolar AS atau setara Rp131 miliar ke pengelola data Telkomsigma.
"Mereka meminta tebusan 8 juta dolar AS," kata Herlan.
Sebagaimana diketahui BSI sempat terkena serangan siber yang dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan LockBit Ransomware Group.
Ransomware merupakan jenis malware atau perangkat lunak berbahaya, yang membuat data atau perangkat korbannya terkunci.
Baca juga: PDN Eror Gara-gara Terkena Serangan Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Rp 131 Miliar
Untuk membuka dan mengembalikan data yang disandera, para peretas meminta tebusan untuk membebaskan data yang mereka tawan.