Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pemerhati Perempuan Minta Ada Perhatian Serius Tangani Stunting dan Gizi Buruk di Papua Barat Daya

Maria tengah fokus pada perjuangan hak-hak kaum perempuan Papua agar bisa diakomodir dan didengarkan dengan baik.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pemerhati Perempuan Minta Ada Perhatian Serius Tangani Stunting dan Gizi Buruk di Papua Barat Daya
Ist
Tokoh muda perempuan Papua, Maria Jitmau. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran perempuan dalam memperjuangan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik tentu menjadi harapan bersama.

Sosok Raden Ajeng Kartini tentu menjadi teladan dalam memperjuangkan hak wanita untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya dan diberikan kesempatan yang sama untuk menerapkan ilmu.

Emansipasi perempuan tidak semata-mata berfokus pada kesetaraan antara hak laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam beragam bidang termasuk dalam ranah politik dalam memperjuangkan dan membela nasib, kepentingan dan hak-hak kaum perempuan.

Hal ini pula yang tengah diperjuangkan oleh tokoh muda perempuan Papua, Maria Jitmau.

Di mana, Maria tengah fokus pada perjuangan hak-hak kaum perempuan Papua agar bisa diakomodir dan didengarkan dengan baik.

Selama ini, Maria juga berjibaku menyuarakan agarsumber daya manusia khususnya generasi muda diperhatikan dan diperdayakan potensi secara maksimal baik dari aspek bakat, kompetensi, karakter dan ilmu.

Berita Rekomendasi

“Menginginkan agar persoalan gizi buruk atau stunting bisa diturunkan bahkan dihilangkan karena hal ini berdampak pada mental dan fisik generasi penerus pada masa mendatang,” kata Maria, Senin (24/6/2024).

Diketahui, Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya termasuk daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi mencapai 30 persen pada tahun 2022.

Menurut Maria, untuk menyelesaikan persoalan gizi buruk atau stunting dan pemberdayaan kapasitas generasi muda termasuk perjuangan hak-hak perempuan atau mama-mama di Papua dibutuhkan sosok yang berani, pekerja keras dan siap berkeringat untuk melayani dan mendengarkan aspirasi masyarakat.

Dia pun meminta kepada Tim Seleksi DPRP/ DPRK Otsus Papua agar mempertimbangkan secara seksama keterwakilan perempuan yang kuota yang diperuntukkan untuk perempuan dalam memperjuangkan dan membela hak-hak perempuan.

“Sebab, hanya perempuan yang tahu secara komprehensif, tepat dan benar untuk bagaimana derajat dan martabat perempuan jauh lebih baik lagi kedepannya,“ jelas Maria yang Aktivis dan Pemerhati Perempuan Papua.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas