Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menag Menduga Menurunnya Pendaftar Masuk PTKIN karena Promosi PTKIN Masih Gunakan Cara-cara Lama

Menurunnya pendaftar masuk PTKIN karena cara mempromosikan PTKIN yang masih menggunakan cara-cara lama.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Menag Menduga Menurunnya Pendaftar Masuk PTKIN karena Promosi PTKIN Masih Gunakan Cara-cara Lama
Tribunnews.com/AS Kambie/MCH 2024
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengkritisi turunnya angka peminat dan pendaftar masuk ke Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengkritisi turunnya angka peminat dan pendaftar masuk ke Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Menurut Yaqut, menurunnya pendaftar masuk PTKIN karena cara mempromosikan PTKIN yang masih menggunakan cara-cara lama.

Baca juga: Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Diperpanjang sampai 18 Juni 2024, Segera Daftar di Um.ptkin.ac.id

"Pasti ada sesuatu yang kurang dari kita, bisa jadi cara kita mensyiarkan pentingnya kuliah di PTKIN ini masih kurang, atau kita masih sering menggunakan cara-cara lama dari cara-cara baru agar anak-anak SMA itu tertarik masuk UIN atau PTKIN," kata Yaqut melalui keterangan tertulis, Selasa (25/6/2024).

Peminat masuk PTKIN dalam rentang tiga tahun terakhir, tahun 2022 berjumlah 111.452 siswa, tahun 2023 berjumlah 110.101 siswa dan tahun 2024 berjumlah 111.124 siswa.

Jumlah pendaftar pada tahun 2022 berjumlah 100.879 siswa, tahun 2023 sebanyak 97.115 siswa dan tahun 2024 berjumlah 93.819 siswa.

"Sebenarnya kita bisa belajar dari cerita sukses madrasah, madrasah hari ini menjadi tempat belajar yang diburu oleh anak-anak kita, bahkan sudah melampaui sekolah-sekolah umum," kata Yaqut.

Berita Rekomendasi

"Pasti ada success story ada di dalam madrasah yang bisa kita ambil hikmah atau cara kita mempromosikan PTKIN sehingga jumlah peminat dan pendaftar sama," tambah Yaqut.

Menurut Yaqut, sebenarnya sistem seleksi elektronik ujian masuk PTKIN kalau di-breakdown lagi sudah cukup menjadi cara mengajak anak-anak berkuliah di PTKIN.

Baca juga: Pembenahan Kurikulum Dorong Peningkatan Akreditasi Perguruan Tinggi 

"Secara tidak langsung sebenarnya kita menyadari warna digital itu jadi dunia anak sekarang, tetapi di lain sisi, cara mempromosikan perguruan tinggi kita belum mengikuti dunia anak-anak kita."

"Saya tidak banyak menemui, misalnya PTKIN yang secara agresif mau memberitakan atau menyampaikan, cerita PTKIN di media sosial seperti Instagram, Facebook, Tiktok tentang PTKIN," jelas Yaqut.

Dirinya melihat tidak banyak PTKIN yang sangat agresif melakukan penetrasi di media sosial.

Ia meminta masing-masing PTKIN perlu membuat tim yang secara khusus bermain di media sosial, lebih aktif membicarakan soal kampus.

"Karena tanpa itu, saya kira juga akan berat, anak-anak kita itu lebih banyak berinteraksi dengan media sosial dibanding dengan kita, mereka mendapatkan informasi jauh lebih banyak dari media sosial dibanding melalui kita secara offline," ujarnya.

"Tidak cukup kalau hanya mengandalkan forum-forum offline, berapa yang bisa kita jangkau, intervensi ke media sosial itu penting dan yang tidak kalah penting adalah kontennya," kata Yaqut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas